Kepincut Sate Cungkring Bu Nanah dan Jebol Sepatu Saat Gerilya

Bima Arya : Dibuang, Sayang. Penuh Kenangan..

bogorOnline.com

Lebih dari satu bulan sudah keempat pasangan calon walikota dan calon wakil walikota Bogor melakukan aktivitas kampanyenya. Dari persawahan, gang sempit, hujan-hujanan, hingga lintasan tanah telah dilalui paslon untuk menjemput harapan warga. Tak terkecuali bagi Bima Arya-Dedie Rachim. Keduanya dalam sehari minimal bisa melintasi perkampungan sejauh 5 kilometer. Bahkan, jika gerilya sambil berlari bersama runners, bisa menjangkau pelosok hingga 10 kilometer. Maka tak mengherankan, jika sepatu Bima Arya tiba-tiba jebol saat bergerilya.

Jebolnya sepatu Bima Arya ini terjadi saat bergerilya di Kampung Kebon Anggrek, Tanah Sareal, Kota Bogor, Selasa (20/3/18). Suasana mendung Kota Bogor sore kemarin tak menyurutkan langkah pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu untuk menyapa dan menjemput harapan warga. Selain menampung aspirasi, Bima Arya juga tampak mengunjungi sejumlah pelaku UMKM hingga menjenguk orang sakit. Di RT 1/ RW 6, Bima dan Bala Badra (jaringan relawan Bima-Dedie) terlihat masuk ke dalam sebuah rumah bercat ungu. Di sana Bima menemui Ibu Hasanah (50), yang sudah puluhan tahun secara turun temurun menjual cungkring yang sangat lezat. Bahkan, sampai membuat pria lulusan Development Studies, Monash University, Melbourne, Australia (1996) itu kepincut. Bima juga terlihat memesan 100 tusuk cungkring untuk dibawa pulang ke rumah.

“Alhamdulillah ibu berasa mimpi Pak Bima ke rumah ibu. Harapannya bisa maju warga dan kotanya. Saya sekarang sudah generasi kedua, pemasaran Alhamdulillah bisa laku 400 tusuk per hari,” ujar Ibu Nanah, sapaan akrabnya.

Berlanjut. Satu per satu rumah warga dikunjungi. Saat menengok warga sakit, ia pun harus melepas sepatu. Ia pun menyadari, sepatu kets hitam milik Bima Arya jebol pada bagian belakangnya. Bima tak lantas menghiraukan. Ia pun masih menggunakan sepatu tersebut untuk bergerilya. Tiba di sebuah mushola, ia menyempatkan waktu untuk solat Ashar. Usai solat, Bima kemudian ditawarkan pilihan untuk menggunakan sandal jepit.

“Boleh deh. Pakai sandal saja. Tapi sepatunya jangan dibuang ya,” ungkap suami dari Yane Ardian itu kepada sang ajudan.

Menurut Bima, sepatu rusaknya itu memiliki nilai histori tersendiri. Sehingga sampai saat ini masih dipakai meskipun sudah sedikit sobek.

“Ini sebetulnya sepatu dari 2013. Sejak zaman kampanye periode periode lalu saya sudah pakai sepatu ini. Emang agak sedikit sobek. Tapi masih enak dipakai. Cuma saya kaget juga. Ternyata belakangnya jebol,” ujar Bima, sambil tersenyum.

Ayah dua anak ini masih berharap sepatu jebolnya itu masih bisa dipakai.

“Mudah-mudahan masih bisa dijahit lagi. Karena sepatunya enak. Karena sudah tidak keluar lagi septau model seperti ini. Saya cari dimana-mana sudah susah. Menemani saya kampanye. Mudah-mudahan masih bisa dijahit ya,” katanya, berharap.

Sementara itu, mengenai kunjungannya ke Kampung Kebon Anggrek, Tanah Sareal, Bima Arya berharap UMKM bisa didorong untuk bisa dipasarkan lebih luas lagi.

“Tadi yang paling berkesan ada sate maranggi atau cungkring yang sudah puluhan tahun. Alhamdulillah bertahannya sudah turun temurun. Harusnya kalau disentuh permodalan dan dibukakan pasarnya akan lebih berkembang lagi. Ke depan usaha-usaha seperti ini Insya Allah lebih mendapatkan perhatian. Kita masuk database kita, yang seperti ini kalau masuk dan bermitra dengan online itu akan lebih go public lagi. Tinggal sentuhan pemasaran modern-nya saja,” pungkasnya. (Nai/ist)

ARTIKEL REKOMENDASI