Cara Bima Arya Merawat Pemikiran Mahasiswa Bogor, Ajak Diskusi Hingga Kota Pahlawan

beranda, Politik842 views

bogorOnline.com

Disela mengikuti Indonesia Conference on Tobacco or Health di Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/5/18), Bima Arya Sugiarto menyempatkan diri untuk menyapa sejumlah mahasiswa asal Bogor yang manimba ilmu di Kota Pahwalan. Banyak hal yang dibahas dalam diskusi santai di sebuah rumah makan di sana, mulai dari isu-isu di Kota Bogor hingga memberikan pengalaman dan motivasi kepada para mahasiswa.

Sekedar informasi paguyuban yang dinamakan Safary (Surabaya Family of Rain City) itu beranggotakan lebih dari 200 mahasiswa dan diketuai oleh Beryl Visa Ariza, mahasiswa Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Selain ITS, anggota Safary juga berkuliah di Universitas Airlangga dan beberapa perguruan tinggi lainnya yang ada di Surabaya.

Beryl mengatakan, kehadiran Bima Arya menyapa warganya yang sedang berkualiah di Surabaya ini menjadikan suntikan motivasi kepada para anggota Safary untuk terus belajar dan berkarya ke depannya.

“Awalnya kami batasi kuota 40 mahasiswa, tapi kemarin antusias mahasiswa untuk bertemu dengan Pak Bima tinggi jadi yang hadir lebih dari 50 orang.Kami senang dan bangga sekali bisa bertemu dengan Pak Bima Arya. Merasa dianggap dan dihargai,” ungkap Beryl.

Pria kelahiran Bogor, 30 September 1998, itu menambahkan, banyak hal yang dibahas dalam forum santai itu.

“Banyak diskusi mengenai Kota Bogor, sharing pengalaman dan cerita dari Pak Bima Arya semasa kuliah hingga akhirnya jadi Walikota Bogor saat ini. Jadi kami banyak mendapatkan ilmu serta wawasan baru,” jelasnya.

Di kalangan para mahasiswa, Bima Arya merupakan sosok muda yang sangat baik dalam hal kepemimpinan.

“Lekat jiwa mudanya banyak sekali pergerakan kongkrit dan maksimal yang dilakukan olehnya. Tapi dari kacamata saya Kang Bima adalah pemimpin yang visioner dan tidak umbar janji. Itu penting. Semoga nantinya hubungan baik antara Kang Bima dengan mahasiswa ters terjalin dan selalu melibatkan mahasiswa dalam setiap kebijakan,” tandas Beryl.

Tujuan didirikan Safary, lanjut Beryl, sebagai ajang diskusi dan silaturahmi mahasiswa asal Bogor.

“Biasanya kami diskusi soal program Safary kedepannya, mengenai beberapa masalah di kampus, atau mengenai masalah yang sedang hangat-hangatnya, termasuk membahas isu Kota Bogor. Terbaru sempat jadi bahasan kami mengenai kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) diseputaran Kebun Raya,” katanya.

“Kalau dari pendapat beberapa teman di Safary ada yang tidak setuju karena alasan angkot yang jadi muter terlalu jauh.Tapi banyak juga yang sudah setuju dan merasa itu sistem yang baik untuk mengurai kemacetan. SSA satu-satunya solusi dengan kondisi keterbatasan jalan dan terus bertumbuhnya kendaraan. Untuk kesempurnaan sistemnya sendiri mungkin perlu ada jalur angkot yang lebih strategis lagi agar tidak menumpuk di jalur one way tersebut. Kalau sisanya menurut kami sudah cukup baik dan maksimal,” beber dia.

Beryl dan rekan-rekan mahasiswa lainnya berharap, Safary bisa diakui legalitasnya oleh Pemkot Bogor.

“Harapannya nanti tercipta hubungan baik antara mahasiswa bogor disini dengan kota tercinta dimana mereka berasal. Mungkin nanti kita bisa bantu mengkaji permasalahan Kota Bogor, mengkaji kebijakan baru ataupun kebijakan lama dari Pemkot Bogor lewat kajian berbentuk tulisan yang harapannya bisa dibaca langsung oleh Kang Bima. Di mana kajian kami pasti ditinjau dari bidang teknik karena mayoritas memang mahasiswa ITS,” pungkasnya.

Usai pertemuan itu, Bima Arya Sugoiarto juga sempat posting di akun social media instagram pribadinya.

“Diskusi dengan teman-teman mahasiswa asal Bogor @safary_bogor di Surabaya. Senang liat di rantau tetap kompak dan semangat. Cepat lulus ya, Kota Bogor menanti anda,” tulis Bima. (Nai/ist)

ARTIKEL REKOMENDASI