GP Ansor Gelar Diskusi Bertajuk “Ngaji Pancasila”

bogorOnline.com

Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bogor menggelar ngabuburit bertajuk, Ngaji Pancasila, dengan tema, “Pancasila dan ancaman radikal kiri”, di gedung PPIB, Jumat (25/5/2018).

Dalam acara itu menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya, Mohammad Monib Direktur ICRP, Amir Mahmud Direktur Sayogyol Institute, dan Trainer NDP HMI, Visi Merah Putih Founder Dr Kun Nur Achdiyat. Acara dihadiri juga oleh Plt Walikota Bogor Usmar Hariman, pengamat hukum Sugeng Teguh Santoso, para aktivis pemuda dan mahasiswa serta masyarakat umum.

Ketua GP Ansor Rachmat Imron Hidayat mengatakan, dalam suasana bulan ramadhan ini, Ngaji Pancasila sengaja diadakan karena hari ini banyak cobaan terkait kelompok yang merongrong Pancasila di Indonesia, baik dari kelompok kanan ataupun kelompok kiri.

Disebut kelompok kiri karena akhir akhir ini ada isu bahwa kelompok ini sudah membangun kembali konsolidasi menggerakan ide ide radikalisme, sehingga harus segera dilakukan antisipasi antisipasi dan pembekalan ideologi murni Pancasila kepada seluruh masyarakat.

“Banyak informasi informasi bahwa kelompok kiri dan kanan sama sama terus merongrong dan akan mengganti Pancasila. Jadi GP Ansor berposisi ada di tengah tengah dalam situasi kondisi seperti itu. Pancasila harus tetap dijaga dan kedaulatan NKRI harus tetap dipertahankan,” kata Rommy panggilan akrab Ketua GP Ansor ini.

Ia menjelaskan, diskusi dibuka untuk mengetahui adanya kelompok kelompok yang selama ini disinyalir melakukan konsolidasi dan akan merusak Pancasila. Dalam diskusi terungkap bahwa untuk memilih memilah kelompok kiri dan kanan bisa diketahui, contognya untuk kelompok kiri selalu bermain pada stigma masyarakat, sedangkan kelompok kanan selalu memainkan dengan dalih mengatasnaman agama.

“Intinya diskusi ini untuk memperkuat dan menambah wawasan bahwa isu isu atau kelompok yang akan merusak Pancasila harus dilawan. Selain itu, sebagai antisipasi terhadap perkembangan jaman kedepan bahwa kita harus siap menghadapi kelompok radikal,” jelasnya.

Menurut Rommy, sampai saat ini Kota Bogor masih kondusif dan belum ada gerakan gerakan dari kelompok kiri. Fenomena kelompok kiri dan kanan sampai kapanpun masih ada karena mereka menggunakan sistem terputus dan masih minoritas.

“Jadi jangan sampai terjadi menjadi mayoritas, karena dampaknya akan merusak NKRI,” pungkasnya. (Ist)

ARTIKEL REKOMENDASI