Bocah-bocah Katulampa Tantang Bima-Dedie Main Egrang dan Kelereng di HJB ke-536

 

bogorOnline.com

Saat melintas di Kampung Warna Warni, Katulampa, Bogor Timur, Minggu (3/6/2018), Bima Arya – Dedie Rachim tampak kagum dengan sejumlah anak-anak yang tampak ceria menikmati permainan tradisional.

Para bocah itu pun menantang Bima-Dedie untuk bermain bersama. Terlihat sejumlah permainan, antara lain loncat karet, engklek, egrang, kelereng, damdas dan bakiyak. Bima Arya sendiri tampak membawa sang buah hatinya, Kenatra Mahesa.

Bima-Dedie ditantang pertama kali oleh sekumpulan anak-anak perempuan untuk memainkan lompat karet. Keduanya pun menyanggupi itu, tak terkecuali Kenatra.

Lompatan pertama dilalui dengan lancar. Pada lompatan kedua, Dedie tampak menyerah dan memilih untuk memainkan permainan lain, yakni damdas bersama bocah lain. Sementara Bima dan Ken terlihat masih asyik menikmati lompat karet hingga rintangan setinggi kepala.

Permainan kedua, yang dicicipi Bima-Dedie adalah engklek atau banyak yang menyebut sondah.

Bocah-bocah sekitaran usia 6-12 tahun terlihat aktif melompat. Bima-Dedie juga tak mau kalah dengan mereka. Meski kelincahan anak-anak tersebut sulit diimbangi.

“Hari ini bertepatan dengan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-536 dengan tema ‘Bogor Genah Tumaninah’. Tema tersebut diangkat karena kental dengan unsur keagamaan, ketenangan, kekompakan dan kebersamaan. Sesuai dengan tema itu, permainan tradisional sangat kental juga dengan unsur kekompakan serta kebersamaannya,” ungkap Bima Arya.

Bima menyatakan, sangat mengapresiasi keaktifan orangtua dan para pemuda di kampung Warna Warni Katulampa itu yang menghidupkan permainan tradisional di anak-anak zaman sekarang.

“Ruang-ruang bermain seperti ini harus ditambah terus di Kota Bogor. Selain mengajak anak-anak lebih mengenal permainan tradisional, kegiatan ini juga sekaligus mengajak anak-anak untuk aktif bermain di luar rumah bersama keluarga tanpa rasa khawatir,” ujarnya.

Kemajuan teknologi, kata dia, membuat banyak keluarga mengandalkan gadget, sebagian orang tua bahkan lebih menyukai anak-anaknya bermain di dalam rumah dari pada bermain di luar.

“Bermain permainan tradisional di luar ruangan banyak melibatkan aktivitas fisik yang mendorong stimulasi motorik dan psikologis anak yang akan membantu perkembangan anak,” katanya.

Sementara itu, Dedie menambahkan bahwa permainan tradisional sudah hampir terlupakan.

“Dengan adanya ruang terbuka publik maka diharapkan bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak. Pesan kami untuk anak-anak, harus rajin belajar, rajin beribadah dan rajin berolahraga,” pungkasnya.

Tantangan terakhir dari para anak-anak pun ditutup dengan ngalun bersama di aliran irigasi dekat Bendung Katulampa.

ARTIKEL REKOMENDASI