Kota Bogor – bogorOnline.com
Menyambut Hari Raya ldul Adha 1440 Hijriah yang jatuh 11 Agustus 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Petanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyelenggarakan Bursa Hewan Qurban atau BHQ.
BHQ ini merupakan kegiatan reguler yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2000. Tahun ini, adalah pelaksanaan BHQ ke-20 yang dilaksanakan selama 11 hari mulai 1 hingga 11 Agustus 2019 di halaman kantor Puslitbangnak Jalan Pajajaran Kav. E-59, Babakan, Bogor Tengah, Kota Bogor.
BHQ ke-20 dibuka secara resmi oleh Kepala Balitbangtan Fadjri Djufri yang dihadiri jajaran pada Selasa 6 Agustus 2019. Kesempatan ini hadir pula Wakil Wali Kota Bogor Bima Arya dan sejumlah peternak serta penjual sapi, kambing dan domba.
Fadjri Djufri dalam sambutannya menyampaikan kedaulatan pangan merupakan program yang harus diwujudkan dalam era pemerintahan saat ini. “Sub sektor peternakan harus dapat memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat, dengan jumlah yang cukup dan harga terjangkau,” ujarnya.
Balitbangtan, sebagai Iembaga penelitian memiliki tugas utama dalam penciptaan benih/bibit unggul dan teknologi berdaya saing, yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi. Peran litbang dalam pembangunan pertanian adalah berkontribusi secara ekonomis dan berdampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Hingga saat ini Balitbangtan telah mampu menghasilkan bibit unggul ternak seperti Ayam KUB, Ayam SenSi 1 Agrinak, Itik Master, Domba Compass Agrinak, Domba Bahtera, Kambing Boerka dan Sapi Pogasi,” terangnya.
Ia melanjutkan, Balitbangtan menyadari bahwa tren kebutuhan dan penjualan hewan qurban pada saat ldul Adha setiap tahun cenderung terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran serta ketaqwaan umat muslim dalam menjalankan ibadah qurban. Jumlah umat muslim yang cukup besar merupakan suatu peluang pasar yang besar untuk penyediaan hewan qurban.
“Diperkirakan sekitar 2,5 juta ekor domba dan kambing setiap tahun diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nasional untuk ldul Qurban. Hal yang sama juga terjadi pada ternak sapi, dimana permintaan setiap tahun terus meningkat sebagai ternak qurban,” katanya.
Fadjri Djufri mengatakan, sebagai fungsi sosial Balitbangtan, BHQ berupaya memfasilitasi tempat penjualan hewan qurban yang layak bagi masyarakat. Selain itu, BHQ juga memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan ternak serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penyediaan hewan qurban yang memenuhi syarat syariat agama Islam yaitu aman, sehat, utuh (tidak cacat) dan cukup umur.
“Yang tidak kalah pentingnya, adalah sebagai upaya pembinaan kepada masyarakat baik peternak maupun konsumen, tentang standarisasi hewan qurban yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian dengan prinsip ASUH (aman, sehat, utuh dan halal),” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puslitbangnak IR Atien Priyanti Sudarjo Putri menambahkan, bahwa dalam BHQ semua hewan yang dibeli di BHQ sudah diperiksa oleh para dokter hewan yang terhimpun dalam Tim Kesehatan Hewan (Keswan) dari Badan Litbang Pertanian dan Dinas Pertanian Kota Bogor
“Setiap hewan qurban yang dijual peternak diperiksa dan dicek Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Selama masa penjuaIan, hewan ternak qurban yang sakit akan dipisahkan dari ternak yang sehat dan dirawat oleh Tim Kesehatan Hewan BHQ,” terangnya.
Begitu juga, lanjut IR Atien, saat ternak yang telah terjual akan diantar/diambil oleh pembeli, Tim Keswan akan mengeluarkan senifikat SKKH sebagai bukti bahwa hewan qurban tersebut sehat dan sesuai dengan prinsip ASUH tadi. Dengan demikian konsumen yang akan merasa tenang dan aman dalam melaksanakan ibadah qurban.
“Dengan adanya ketentuan tersebut, penyelenggaraan BHQ makin dipercaya masyarakat sebagai pembeli. Model BHQ ini, diharapkan menjadi suatu model bagi kota/kabupaten lain di Indonesia dalam mempersiapkan penyelenggaraan Hari Raya ldul Adha,” tandasnya.
Tahun ini, BHQ diikuti oleh 14 peternak penjual (sapi, domba dan kambing) yang berasal dari Jawa Barat (Bogor, Cianjur dan Sukabumi), Jawa Tengah (Boyolau), serta Jawa Timur (Lumajang) dengan jumlah lapak sebanyak 22 serta jumlah hewan qurban sekitar 200 ekor sapi dan 300 ekor kambing/domba.
Ditempat yang sama, Dedie A. Rachim mengatakan, bahwa Pemkot Bogor merasa terbantu dengan adanya BHQ yang difasilitasi Balitbangtan melalui Puslitbangnak. Pertama, dalam hal penjualan hewan qurban tersentralisasi satu tempat tidak seperti dulu yang terkadang tersebar dengan memanfaatkan badan jalan atau trotoar. Kemudian antara penjual pembeli bisa ketemu di BHQ.
“Kedua, terkait ini kita sudah membuka pelatihan untuk (Juleha) juru sembelih halal yang ternyata diperlukan 13 jenis kompetensi sesuai dengan prinsip ASUH (aman, sehat, utuh dan halal). Jadi ini satu paket, termasuk besok dilakukan pemeriksaan hewan qurban di seluruh Kota Bogor yang dibantu oleh Kementrian Pertanian. Kita ingin memastikan bahwa hewan qurban yang dijual kepada masyarakat yang kemudian didistribusikan kepada para penerima dalam keadaan sehat dan sesuai syariat agama Islam,” tandasnya. (HRS)