RUMPIN – bogorOnline.com
Sungguh miris nasib kehidupan yang di alami oleh Amah (70) Warga Kp. Terogong Pasir Ipis RT 01/01 Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Dengan latar belakang ekonomi yang kurang baik, membuat keluarganya harus bertahan tinggal di gubuk.
Sudah 6 tahun lamanya ia tinggal di gubuk reyot bersama anak perempuan Siti Rodiah (28) dan menantu serta tiga orang cucu. Gubuk yang sudah tampak rapuh itu memiliki ukuran 4 x 5 meter, terbuat dari batang bambu dan bilik yang ditutup terpal.
Amah yang merupakan janda mengatakan, rumah yang ditempatinya adalah hasil mendirikannya kala itu, namun nasib berkata lain ia harus berpisah dengan suaminya yang meninggal dunia tahun lalu.
“Saya tinggal bersama anak, menantu dan tiga orang cucu, suami saya sudah tidak ada, untuk menutupi kebutuhan sehari-sehari makan dari hasil jualan warung ini,” ungkap Amah.
Siti Rodiah menambahkan, rumah yang beralaskan tanah ini, tidak memiliki kamar mandi, hanya satu kamar dan dapur saja yang sekaligus dijadikan tempat berjualan (warung jajanan anak).
“Jika hujan turun, atap rumah bocor, saya tidur bersama tiga anak kalau ibu kadang diluar di bale. Tapi kalau hujannya deras, ibu juga masuk kedalam rumah,” ujarnya.
Rodiah melanjutkan, saya dan suami ingin sekali memperbaiki rumah ini, tapi penghasilan kami serba kekurangan, dari penghasilan warung jajanan seperti ini 10 ribu hingga 20 ribu perharinya, tapi itu juga kalau ada. Sedangkan suami saya kerja serabutan, kuli ganjur.
“Dari penghasilan sehari-hari kita tidak bisa memperbaiki rumah. Saya tinggal bersama orang tua saya dirumah ini sejak 6 tahun kebelakang, saat itu pernah mengajukan program RTLH tapi hingga saat ini tidak ada kabar,” imbuhnya.
Sementara tetangga ibu Amah, Uni (32) mengatakan, melihat ibu Amah bersama anak dan cucu yang tinggal di rumah gubuk ini sangat memprihatinkan. Mereka sudah lama tinggal disini, terkadang ibu Amah tidur di pelataran luar di bale tidurnya.
“Hingga saat ini tidak ada dari pemerintah Desa yang datang melihat kondisi keluarga ibu Amah, padahal kondisi rumahnya sangat mendesak untuk diperbaiki. Kasihan tiga orang cucunya yang masih kecil,” tutur Uni dengan nada lirih.
Menanggapi hal itu, Pjs Kepala Desa Mekarsari, Tatang Sutisna menuturkan, pihaknya akan memasukan ke program rumah tidak layak huni (RTLH). Namun pemerintah Desa (Pemdes) Mekarsari akan meninjau terlebih dahulu kediaman ibu Amah yang tinggal di gubuk reot tersebut.
“Nanti saya akan memasukan ke program RTLH, nanti dari staf Desa akan meninjau rumahnya dulu,” tandasnya. (Mul)