Kontraktor RSUD Minta Tambahan Waktu Tiga Hari

Kota Bogor – bogorOnline.com

Proyek gedung perawatan blok 3 RSUD Kota Bogor yang dilaksanakan oleh PT Trikencana Sakti Utama meleset dari target pada 27 Desember 2019. Kontraktor akhir diberikan kesempatan untuk menyelesaikan proyek senilai Rp89 miliar tersebut.

Lantas apa yang menjadi penyebab sehingga terjadi keterlambatan penyelesaian pembangunan tidak tepat waktu? PT Trikencana Sakti Utama melalui Direktur Operasional Anwar Ali didampingi Deputi Project Manager, Tri Suroto menjelaskan, pembangunan fisik memang sudah selesai, tetapi karena ada penyelesaian pada sistem dan lainnya, maka tidak bisa tepat waktu sesuai dengan kontrak yaitu 27 Desember 2019. Untuk itu, dilakukan perpanjangan waktu selama tiga hari.

“Ada beberapa penyelesaian pekerjaan sistem dibeberapa titik dan termasuk tower crine yang belum ditentukan, sehingga otomatis pekerjaan mundur selesainya. Kami sudah meminta perpanjangan waktu tiga hari dan sekarang sedang dikejar hingga beres selesai semuanya,” katanya.

Tri lanjut menjelaskan, berkaitan tower crane yang terlambat diturunkan, karena ada aturan dari Menteri Perhubungan bahwa menjelang Natal dan Tahun Baru, tidak boleh ada alat berat yang melintas di Jalan Tol, sehingga tower crine itu belum diturunkan dan masih menempel di bangunan. Padahal fisik pembangunannya sudah selesai.

“Tetapi pada 28 Desember kemarin tower crane sudah diturunkan dan dirapihkan,” katanya.
buy strattera online https://www.evergreenbeauty.edu/wp-includes/SimplePie/Net/php/strattera.html no prescription

Sejak awal mulai pembangunan, Tri melanjutkan, ada sejumlah kendala dan kesulitan yang dihadapi. Pertama, lokasi yang akan dibangun itu bukan tanah kosong tetapi ada bangunan eksisting dan soal akses ke bangunan eksisting berada di tengah-tengah dan aksesnya tidak ada, sementara untuk bangunan eksisting itu harus dibongkar dan dirapihkan.

“Pembongkaran bangunan itu memiliki waktu sekitar 45 hari, sehingga waktu pembangunan tersita oleh kegiatan pembongkaran eksisting itu. Jadi ada barang-barang yang tetap harus utuh tidak rusak saat dibongkar, yang akhirnya menghabiskan waktu di awal mulai kerja. Ditambah harus membongkar bangunan lama plus power house ada tiga meter untuk menyuplai kebutuhan rumah sakit yang tidak bisa diganggu gugat dan harus tetap operasional berjalan,” ungkapnya.

Disamping itu, sambung dia, terdapat juga beberapa faktor yang menghambat waktu kerja, sehingga otomatis target yang sudah direncanakan berkurang. Dengan keterlambatan waktu penyelesaian ini, kata Tri, ditargetkan sesuai dengan perpanjangan waktu yang sudah diajukan, pembangunan secara keseluruhan akan selesai pada 30 Desember.

“Kita juga sudah melakukan penambahan pekerja 27 orang khusus penyelesaian di lantai atas, sehingga total pekerja saat ini ada 524 orang dengan jam kerja selama 24 jam penuh tanpa berhenti,” imbuh Tri.

Pihak PT Trikencana Sakti Utama juga telah menerima sanksi atas keterlambatan tidak tepat waktu itu, di antaranya pinalti sebesar Rp81 juta setiap hari. Namun demikian, ada pula sejumlah jaminan dari pihak perusahaan yang berada di PPK, di antaranya jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan senilai Rp9 miliar dan jaminan pemeliharaan Rp4,4 miliar. Untuk denda atau pinalti keterlambatan kerja Rp81 juta setiap hari akan disetorkan kembali ke kas daerah.

“Kami sudah kena denda pinalti dan sudah berjalan sehari Rp81 juta. Intinya kami akan secepatnya menyelesaikan seluruh pembangunan ini dengan hasil yang berkualitas,” tandasnya.

Sebelum dilakukan serah terima penyelesaian pada 30 Desember nanti, akan dilakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan kualitas hasil pekerjaan. Termasuk nanti juga ada penyempurnaan selama dua minggu setelah serah terima. BAST2 akan dilaksanakan di Juni 2020 nanti, artinya selama enam bulan masa pemeliharaan, semua yang terjadi masih tangungjawab kontraktor PT Trikencana Sakti Utama.

Terpisah, Dirut RSUD, Dr. Ilham Chaidir menerangkan, semenjak 28 Oktober dilantik dirinya mempelajari dan menyimpulkan bahwa proses pembangunan blok 3 patut diapresiasi. Sebabnya, pertama hanya orang dan perusahaan yang punya keberanian yang mampu melakukan pembangunan ini.

“Bayangan saya, tingkat kesulitannya sangat tinggi, manuver sangat terbatas dengan aktivitas pembangunan dengan tingkat kesulitan sangat tinggi. Belum lagi harus berhadapan dengan pelayanan super sibuk RSUD yang tidak boleh terganggu, jaringan optik dan listrik yang tidak boleh terputus. Pembangunan blok 3 ini normalnya membutuhkan waktu 8 hingga 10 bulan, tapi dilakukan dalam 5 bulan setengah saja,” bebernya.

Kemudian, Ilham juga mengapresiasi kualitas alat dan bahan, batu granit, alumunium, atap, genset, lift semua adalah bahan nomor satu dan terbaik.

“Jadi memang ukuran normal dalam menilai pasti tidak akan terkejar. Dan saya cukup memahami penilaian ini. Tapi ternyata penilaian ini dijadikan pelecut oleh pihak yang terlibat dalam pembangunan, sebagai motivasi memberikan semua usaha dan daya upaya maksimal,” katanya.

“Hasilnya, saya yakin di tanggal 31 Desember selesai. Januari 2020 nanti, Insya Allah bisa digunakan,” katanya memungkas. (BNI/HRS)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *