BOGORONLINE.com, Kota Bogor – Pemerintah Kota Bogor menggelar doa bersama di kawasan Tugu Kujang, usai upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia yang dipusatkan di Balaikota Bogor, Senin (17/8/2020).
Dalam doa bersama tersebut diikuti para tokoh lintas agama dan seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
“Indonesia merdeka karena persatuan jadi senjata. Indonesia ada karena kebersamaan terus terjaga,” ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya di sela kegiatan tersebut.
Di momen hari kemerdekaan tahun ini, kata Bima, merah putih memanggil seluruh elemen bangsa Indonesia untuk memenangkan peperangan yang paling berat yang pernah ada sejak kemerdekaan itu ada, perang terhadap musuh yang tidak terlihat, yaitu pandemi Covid-19.
“Kepada semua elemen di Kota Bogor khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, kami mengajak untuk merapatkan barisan dan menjadikan perang yang saat ini dihadapi sebagai ujian, tidak hanya sebagai ujian kesehatan tapi juga ujian bagi keimanan dan kebersamaan,” ujarnya.
“Dengan keimanan dan kebersamaan, perang ini Insya Allah akan kita menangkan. Semoga Allah SWT menjaga niat baik kita, menjaga kebersamaan kita serta terus menjaga keberlangsungan merah putih dan NKRI, Indonesia raya yang kita cintai,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor Ustadz Mustofa Abdullah Bin Nuh juga mengajak semua yang hadir untuk mensyukuri berkah, anugerah dan rahmat yang telah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa berikan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
“Kita syukur bahwa Kota Bogor disamping alam yang indah juga dianugerahi para tokoh pemimpin guyub, rukun, adem ayem dan tentram tanpa melihat latar belakang yang berbeda-beda. Semoga Kota Bogor menjadi miniatur yang baik bagi Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Toto itu.
Para pendiri bangsa, sambung Ustadz Toto, adalah orang-orang bijak yang mengamalkan sendi-sendi agama yang telah diturunkan para nabi secara benar-benar, sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Termasuk soal cinta tanah air dan bangsa.
“Di Indonesia telah menjadi kesepakatan agung bahwa diawali ruh Bhineka Tunggal Ika, didasari ideologi Pancasila, diperangkat UUD 1945, semua elemen bangsa Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote, sepakat bahwa yang ada adalah NKRI,” tandasnya.
” Di kalangan para santri ada satu semboyan yang diajari para guru kami. NKRI harga Mati, tidak bisa ditawar lagi, bukan basa basi, yang tetap akan dibela para santri. Selaku pemeluk agama mayoritas menjadi kewajiban kami melindungi kaum minoritas, kami mendapat amanah emas ini. Kami siap pertaruhkan jiwa raga untuk melindungi semua elemen bangsa. Semoga Indonesia tetap Jaya,” imbuhnya.
Acara doa bersama tersebut juga mendapatkan pengawalan dari kepolisian dan dari unsur Batalyon 14 Grup 1 Kopassus. (*)