Literasi: Kompetensi Abad 21

Oleh: Yayat Supriyatna

Penulis adalah Manajer Pendidikan SIT Asy – syifa Qolbu dan Praktisi Pendidikan

Dunia sebagai panggung bagi orang – orang sukses yang berpengetahuan luas dan dalam yang darinya lahir kesadaran, kreatifitas, dan inovasi yang tinggi dan tiada henti, hingga bisa mempengaruhi dan bahkan mengendalikan pergerakan dan perubahan zaman. Apa yang menjadi kebiasaan hingga mereka bisa menjadi actor penting bagi sejarah kehidupan manusia? kebiasaan membaca adalah menjadi cara atau kunci untuk mengada dan bereksistensi secara luas. Kita kenal Bill Gates yang bisa membaca atau menamatkan 50 buku dalam setiap tahunnya, Mark Zuckerberg membaca buku baru setiap dua minggu, Bung Hatta memiliki 30.000 koleksi buku, Warren Buffet Miliarder yang menghabiskan 80% waktunya dalam sehari untuk membaca, Anthony Robbins Sang Motivator yang pernah membaca 700 buku dalam setahun, dll.
Manusia adalah mahluk yang memiliki daya kreativitas yang tidak dimiliki oleh mahluk lain seperti hewan. Rumah atau sarang semut dari zaman bahela (dulu) sampai sekarang tidak akan pernah berubah, karena ia tidak memiliki daya kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi akan terstimulus melalui membaca. Dengan membaca, orang akan mengetahui banyak pengetahuan yang akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Darisinilah kreatifitas dan inovasi akan mencul menciptakan hal hal baru dan merubah atau memperbaikinya agar tetap baru.
“Buku adalah jendela dunia” quote ini begitu popular dikalangan yang suka membaca. Dengan membaca kita akan mengetahui seberapa luas permasalahan kehidupan ini, kita akan mengerti seberapa penting kita harus mengenalinya, kita akan memahami seberapa mendesak bagi kita untuk merubah dan memperbaikinya, dan bahkan bisa menafsirkan keadaan itu benar atau salah, baik atau buruk, dan tepat atau keliru. Dunia yang kita singgahi kini dan disini bukan lagi dunia yang kosong atau hampa, tapi sebuah dunia yang telah penuh sesak dengan berbagai informasi. Dan itu harus diketahui dan dikenali agar pengaruhnya tidak banyak mengendalikan kehidupan kita. Dengan membaca kita memiliki daya untuk bisa menampung beban informasi, hingga kita bisa memilah dan memilih mana dari informasi itu yang penting, kurang penting, dan tidak penting. Jika demikian, orang yang tidak suka membaca, kadang – kadang atau jarang akan memiliki daya yang lemah hingga tidak bisa menampung beban informasi, akhirnya ia hanyut dan tenggelam dalam arus informasi yang melenyapkan kesadaran diri tidak bisa lagi memilah dan memilih informasi, wajar jika fenomena HOAX merajalela dimana – mana.
UNESCO (Unitet Nasions Educational Scientivic and Cultural Organitations) lembaga PBB membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, menurutnya minat baca orang Indonesia itu 0-1 buku pertahun, bahkan 1 buku dibaca oleh 3-4 orang pertahun. Padahal UNESCO mengidealkan 1 orang membaca 7 judul buku pertahun dan durasi baca minimal 4 – 6 jam / hari. Warga negara maju sudah mencapai 6-8 jam / hari.
Undang – undang SIKDIKNAS (pasal 4 dan 5) mengamanatkan agar pendidikan budaya membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan Indonesia terutama mengenai kemampuan LITERASI terhambat 45 tahun dibanding negara – negara maju (Mendiknas, 2017).
Study Lembaga Internasional PILRS (Program Reading Literacy Study) , dan TIMS (Trends and Internasional Matematics and Science Study) pada tahun 2012 menempatkan Indonesia pada posisi kunci, yaitu peringkat 40 dari 40 negera, PISA (Programme for Internasional student Assesment) tahun 2012 menempatkan Indonesia diurutan ke 64 dari 65 negara untuk literasi siswa Indonesia, hanya unggul dari Peru yang urutan ke 65. tahun 2015 meningkat menjadi urutan ke 64 dari 72 negara.
Litbang KOMPAS (September 2015) menunjukan rata – rata lama membaca warga Indonesia hanya 6 jam dalam sepekan (6 hari)
Menurut penelitian, ilmu pengetahuan dapat dikuasai dan dikembangkan melalui 75% didapat melalui indra penglihatan (terutama membaca), 13% lewat telinga, dan 12% lewat indra lainnya.
“IQRA” sebuah kata yang telah berhasil menyingkap kegelapan Arab Jahiliyah dan kata yang telah berhasil merobek kejumudan Arab Jahiliyah. Kemudian Sang Nabi SAW membawa dan menggiring masyarakatnya untuk maju kedepan masuk panggung peradaban dunia, akhirnya bisa menguasasi dan mengendalikan pergerakan dan perubahan dunia. Berawal darimana Muhammad SAW melakukan perubahan yang revolusionernya? Tiada lain, perubahan yang revolusionernya diawali dari perubahan pemikiran. Melalui “IQRA” kata pertama dalam ayat pertama turun mengajak umat Islam untuk membaca. Dengan membaca terhimpun pengetahuan untuk ditelaah, didalami, direnungkan, yang akhirnya bisa membentuk cara pandang dalam melihat, mengerti, memahami, dan bahkan menafsirkan dunia.
Melalui spirit “iqra” umat Islam haus dan mencintai ilmu pengetahuan. Dahaga dan cinta akan ilmu pengetahuan yang membuat umat islam mencapai puncak kejayaannya atau keemasannya. Peradaban apapun dan dimanapun selalu lahir dari kesadaran akan ilmu pengetahuan. Kuasai ilmu pengetahuan maka kita akan menguasai dunia.

 

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *