BOGORONLINE.com, Kemang -Keberadaan koperasi yang sekarang sudah mulai ditinggal karena sudah jarang yang tertarik, justru dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ekonomi di era pandemi. Terutama permasalahan jeratan rentenir yang marak di tengah masyarakat.
Hal itu ditegaskan Bupati Bogor, Ade Yasin saat menghadiri silaturahmi pengurus Koperasi Karya Mandiri di Kantor KSU Karya Mandiri, Kemang, Ahad (4/4/2021).
“Padahal di tengah pandemi, disadari ataupun tidak jika koperasi diberdayakan secara konsisten, koperasi bisa menjadi angin segar dan solusi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Kemudian sebagai solusi dari pada ibu-ibu minjam-minjam ke rentenir. Solusi yang aman, lebih baik, ada kebersamaan dan gotong royong,” ujar Ade Yasin.
Ade melanjutkan, koperasi ini lebih mudah, birokrasi tidak berbelit-belit dan pinjaman tidak harus pakai agunan.
“Kita juga jadi anggota dan dapat menyimpan uang dengan aman, apalagi KSU Karya Mandiri ini sudah 27 tahun beroperasi, Insyaallah sudah sangat terpercaya,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, koperasi seperti ini harus banyak dikembangkan di Kabupaten Bogor. Pihaknya melalui Dinas Koperasi dan UMKM akan membantu proses administrasi dalam membentuk koperasi, asalkan memenuhi syarat dan kelayakan.
“Kita punya Dinas Koperasi dan UMKM yang tujuannya adalah untuk membantu masyarakat yang mau bergerak di bidang koperasi,” kata Ade.
Ia mengatakan, “Koperasi adalah praktik paling nyata demokrasi dapat bekerja dalam ruang hidup keseharian. Koperasi juga terbukti dalam setiap krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara yang kuat justru mampu berfungsi sebagai rompi pengaman masyarakat ketika korporasi swasta kapitalis tumbang.”
Sementara, Ketua KSU Karya Mandiri Atty Somaddikarya memaparkan, keberadaan Koperasi KSU Karya Mandiri ini memang sudah sukses di wilayah Kota Bogor tetapi ada sedikit kesulitan di Kabupaten Bogor karena budaya menabungnya belum bisa menjadi gerakan masyarakat yang bisa melawan pinjaman rentenir.
“Saya sangat peduli di Kabupaten Bogor banyak sekali kaum perempuan yang memang terlibat hutang secara instan, maka kami terus berupaya untuk membantu, saat ini baru ada 7 ribu anggota, tahun 2024 di Kabupaten Bogor mudah-mudahan bisa mencapai 15 ribu anggota,” paparnya.
Atty menjelaskan, dalam acara silaturahmi ini yang hadir adalah para pengurus dengan satu pengurus basisnya RT/RW. Satu RW ini bisa memiliki anggota 100 – 250 orang. Mereka setiap hari kerjanya door to door untuk menggerakan budaya menabung seribu rupiah. Nantinya tabungan itu bisa dibelikan sembako maupun daging pada saat lebaran.
“Jika gerakan ini terus bertumbuh dan dilakukan secara door to door, Insyaallah kebiasaan pinjam ke rentenir akan bergeser, karena mereka beralih memilih budaya menabung. Alhamdulillah, 27 tahun kami berdiri, tidak ada satupun anggota kami yang dirugikan oleh koperasi,” kata Atty. (*/Hrs)