Cibinong – Kaskus HIV Aids di kabupaten Bogor didominasi oleh masyarakat dengan usia produktif mulai 25 sampai 49 tahun dari keseluruhan penderita sebanyak 2.616 orang.
“Secara kumulatif jumlahnya mencapai 2.616 orang. Untuk tahun 2020 kami menemukan sebanyak 398 kasus, sementara tahun 2021 sampai dengan September tercatat sebanyak 374 kasus,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana kepada wartawan, Senin (6/12).
Ia menyebut, kasus HIV Aids itu diprediksi akan terus meningkat karena pendataan masih dilakukan oleh dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten Bogor.
“Penderitanya didominasi usia produktif, sekitar 25 sampai 49 tahun. Kami juga terus melakukan pencegahan untuk meminimalisir kasus tersebut,” ungkapnya.
Kendati demikian, Dinkes kabupaten Bogor terus melakukan upaya pencegahan penyakit menular tersebut dengan upaya melakukan skrining pada populasi beresiko, seperti ibu hamil, pasien TBC, pasien infeksi menular seksual (IMS), dan populasi kunci atau kelompok masyarakat yang rentan terhadap penularan HIV.
Selain itu, Dinas Dinkes juga melakukan upaya lain yakni dengan memberikan alat kontrasepsi (kondom) kepada wanita pekerja seks komersial, dan komunitas LSM sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi. Termasuk memberikan jarum suntik steril kepada komunitas Pengguna Napza Suntik atau Penasun.
“Kami juga melaksanakan penyuluhan di sekolah terkait dengan HIV, lalu pertemuan lintas sektor oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dan skrining HIV pada Warga binaan pemasyarakatan. Dan menyebarkan edukasi dan informasi ke masyarakat melalui media KIE (leflet dll) dan media elektronik (siaran radio, fb, instagram, dll),” tambah Adang.
Selain upaya di atas, Adang juga mengedukasi masyarakat untuk tidak selalu memandang negatif para penderita HIV tersebut. Sebab penyakit ini terjadi bukan hanya karena persoalan ‘buruk’ melainkan banyak hal.
“Terpenting mengehentikan stigma pada penderita HIV Aids dan mempermudah akses layanan kesehatan bagi penderita tersebut,” tegas Adang.
Sementara, KPA Kabupaten Bogor gencar sosialisasi upaya pencegahan dan pengendalian HIV Aids kepada masyarakat, demi tercapainya target akhiri epidemi virus tersebut pada tahun 2030.
Kepala KPA Kabupaten Bogor, Sugara menilai, kunci dari meminimalisir penularan tersebut yakni dengan dikuatkannya Kolaborasi antar lembaga.
“Kolaborasi itu harus dilakukan dengan semua pihak termasuk pemerintah pusat, daerah, swasta dan seluruh masyarakat, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS ke depan bisa terselesaikan dan target ending HIV Aids pada 2030 mendatang tercapai,” katanya.
“Termasuk dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai HIV Aids menekankan agar diseminasi informasi mengenai pencegahan dan pengendalian HIV yang benar kepada masyarakat luas, tes HIV bagi semua orang serta pengobatan sedini mungkin bagi mereka yang positif,” tambahnya.