Manfaatkan Potensi Tingkatkan Daya Saing Masyarakat Di Era Modern

Pemerintah Kabupaten Bogor  terus berupaya meningkatkan daya saing masyarakat dalam menyambut globalisasi, salah satunya dengan mengandalkan Program Petani Milenial. program petani milenial digagas pada awal masa pandemi Covid-19. Karena, pada masa pandemi ada tiga sektor yang masih tumbuh, yakni sektor digital, pertanian dan kesehatan. Tujuan dari program petani milenial ini untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, juga untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Wilayah Kabupaten Bogor yang luas adalah sebuah potensi besar yang dapat meningkatkan daya saing masyarakat di era modern saat ini. Peluang pertanian di kabupaten Bogor sangat besar, karena punya wilayah yang luas, tinggal bagaimana mengelola dengan maksimal, salah satunya menyediakan lahan dan SDM petani yang yang punya jiwa petani.

Program yang digagas Gubernur Jawa Barat ini sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Bogor. Keseriusan Pemerintah Kabupaten Bogor ditunjukan dengan membentuk tim khusus program petani milenial untuk mensukseskan program tersebut. Bupati Bogor, Ade Yasin memerintahkan perangkat daerah, salah satunya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) agar bekerja kolaboratif untuk segera memverifikasi lahan pertanian yang potensial. Diantaranya memetakan penyediaan lahan pertanian sesuai dengan kebutuhan di lahan yang potensial, melakukan kerjasama dengan Perhutani berkaitan penggunaan lahan.

Cetak 150 Petani Milenial

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, targetkan mencetak 150 petani milenial di selama tahun 2021, untuk mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan. Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan strategi yang dilakukan salah satunya dengan pengembangan pos penyuluh pedesaan, kita harapkan bermunculan petani milenial.

Ia menjelaskan, Pemkab Bogor targetkan melahirkan petani milenial sebanyak 300 orang pada tahun 2022 dan 450 orang pada 2023. Menurutnya, berbagai program pertanian telah digulirkan oleh Pemkab Bogor untuk pemberdayaan petani, seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pemkab Bogor mengalokasikan anggaran daerah senilai Rp 900 juta untuk program AUTP selama tahun 2021.

“Kartu asuransi usaha tani merupakan program sinergi dengan Kementerian Pertanian dimana Pemkab Bogor pada tahun 2021 mengalokasikan dana Rp 900 juta untuk 25.000 hektar sawah,” ujarnya.

Ia mencatat, hingga akhir tahun 2020 di wilayahnya terdapat 245 kelompok tani yang mendapatkan program asuransi usaha tani padi dengan total luas lahan 2.020 hektar.

Ade Yasin menyebutkan, Pemkab Bogor menargetkan tahun ini bisa menjalankan program serupa terhadap 5.000 hektar lahan pertanian padi. Target dengan angka yang sama juga ia terapkan di tahun 2022 dan tahun 2023.

Siapkan Lahan dan SDM

Pemkab Bogor akan menyediakan lahan dan sumber daya manusia (SDM), dalam program petani milenial yang digabungkan Pemprov Jawa Barat. Dari lima kegiatan program petani milenial yang digaungkan oleh Pemprov Jawa Barat, seperti penyediaan lahan, SDM, teknologi pertanian, pendanaan dan pelatihan, Pemkab Bogor tugasnya hanya menyediakan lahan dan SDM,” ungkap Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan kepada wartawan, Kamis 17 November 2021.

Pemkab Bogor membentuk kelompok kerja (Pokja), yang bertugas menyiapkan lahan yang dimiliki pemerintah untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Lahan-lahan pemerintah yang tak terpakai bisa digunakan untuk usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan dan itu tugas Pokja untuk mencari lahannya di setiap wilayah baik itu tengah, timur, utara, barat maupun selatan. Saat ini sudah ada 150 orang petani milenial yang siap menjalankan program Pemprov Jawa Barat ini.

Iwan menuturkan dari hasil pemetaan potensi sumber daya alam (SDA) untuk pertanian bakal lebih dikenbangkan di wilayah timur, barat dan selatan, sementara tengah dan utara lebih ke perikanan maupun peternakan. Pemkab Bogor melalui Pokja yang akan dipimpin Asisten Ekonomi dan Pembangunan Nuradi akan melakukan pemetaan potensi SDA dan SDMnya, kami akan melakukan sinkronisasi terlebih dahulu.

Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Siti Nurianti menjelaskan pada tahap awal dirinya sudah merekrut, mendidik, dan mendorong 150 petani milenial. Alhamdulillah, kami sudah mulai berhasil membina petani milenial tanaman hias hingga bisa ekspor ke USA, saat ini selain tanaman hias, komoditi unggulan kami ada kopi,talas beneng dan ubi jalar.

Kemudian, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bogor Oetje Subagdja optimis petani ikan milenial di Kabupaten Bogor sudah melakukan ekspor ikan ke Dubai, Uni Emirat Arab dan kedepan jajarannya akan meningkatkan derajat para peternak milenial.

“Kami berencana akan memajukan petani dan peternak milenial, masing-masing bidang tersebut akan dilakukan ‘treatment” yang berbeda karena komoditinya saja sudah berbeda. Disnakkan juga akan memperluas pasar ekspor, dan itu bakal didukung dengan program pengembang biakkan baik itu ikan, sapi maupun domba,” ujar Oetje.

Cerita Petani Milenial Sukses

Sekretaris Umum Himpunan Peternak dan Petani Milenial Indonesia (HPPMI), Saeful Ramadhan menyambut baik rencana dari Pemkab Bogor dalam menarik minat bertani para kaum milenial. Ia berharap, ke depan tidak hanya mengajak kalangan milenial bertani, tapi juga menjadikan para petani melek teknologi layaknya milenial. Karena milenial itu mestinya sudah adaptif terhadap teknologi kekinian.

Pelaku Usaha Tanaman Hias Daun Kecamatan Ciseeng, Cici Melita Rahmawati, menuturkan, kami baru berjalan tujuh bulan, dengan memberdayakan masyarakat di wilayah kami. Ada sekitar 200 petani binaan untuk memproduksi tanaman berstandar ekspor, yang akan kami ekspor ke seluruh dunia, untuk menguasai pasar global. 

“Rata-rata pendapatan petani binaan kami bisa mencapai 10 sampai 15 juta untuk satu petani dari memproduksi 200 sampai 500 tanaman per bulan. Sejauh ini yang kami produksi massal ada 70 jenis tanaman yang asli indonesia,” ujar Cici. 

Cici menyampaikan, kami juga pernah mengikuti kegiatan expo berskala internasional. Kami mempersiapkan sistem dengan membuat aplikasi inventory, sehingga petani-petani dapat menginput ketersediaan produksi mereka, yang juga bisa diakses oleh seluruh eksportir. 

“Saya yakin dengan kita berkolaborasi, semua saling mengambil peran, semua saling mensupport, kita dapat bangkit dan kita dapat mencapai target menguasai pasar global tanaman hias. Apalagi dari kalangan milenial dengan segala kemudahan akses informasi, teknologi dan sebagainya. Saya yakin para petani milenial dapat mengambil peran yang penting untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. 

Bupati Bogor, Ade Yasin mengungkapkan, omzet rata-rata per hari dari pelaku usaha ekspor tanaman hias se-Kabupaten Bogor adalah sebanyak 200 juta sampai dengan 300 juta, ini jumlah yang cukup besar dan tentunya juga menyumbang devisa untuk negara. Hal tersebut diungkapkannya pada Workshop Akselerasi Ekspor Tanaman Hias, di The Espemia Convention Hall & Villas, Ciawi, Kamis (21/10/2021).

Ade Yasin mengatakan, keberhasilan ekspor adalah prestasi yang membanggakan dan hendaknya menjadi contoh dan motivasi bagi para petani atau pelaku usaha tanaman hias lainnya untuk meningkatkan produksi tanaman hias.

“Saya sangat mengapresiasi, bahwa di tengah kondisi pandemi Covid 19, para petani dan pelaku usaha ekspor tanaman hias, mampu bekerja keras dan meraih peluang dalam berusaha tani. Pemerintah Kabupaten Bogor menaruh perhatian kepada petani dan pelaku usaha tanaman hias melalui pemberian bantuan berupa green house, pipanisasi, sarana pasca panen dan alat kultur jaringan,” kata Ade Yasin.

Selanjutnya, Rhafdian Putra, Petani Milenial asal Kabupaten Bogor ini tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkembang. Momen Dirgahayu Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus ini rupanya dimanfaatkan olehnya untuk membangkitkan geliat usaha UMKM dengan meluncurkan bisnis madu yang diberi nama Rumah Madu Petani.

“Di tengah pandemi covid-19 ini, imunitas menjadi benteng terampuh dalam menghadapi pandemi. Rumah Madu Petani hadir dan ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Masyarakat Indonesia sekaligus untuk membantu petani madu untuk terus survive”, ujar putra saat melakukan launching produknya di Kecamatan Bojonggede pada Selasa (17/8/2021)

Putra menjelaskan, ide Rumah Madu Petani adalah ingin membuat homebase bagi petani madu di nusantara sekaligus mengembangkan ekonomi secara umum. Pertama, jadi saat ini kami baru bermitra dengan petani di dua kabupaten, kedepan akan kami tingkatkan lagi kemitraan ini. Kedua, kami ingin membuat kelompok petani madu sendiri bermitra dengan pemda setempat untuk menyerap tenaga kerja dan mempercepat pemulihan ekonomi, dan ketiga, kami ingin produk kami bisa menjangkau seluruh nusantara.(TIM KOMUNIKASI PUBLIK / DISKOMINFO KABUPATEN BOGOR)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *