Bogor – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kembali mendapatkan sinyal tawaran untuk bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN) setelah ditawarkan bergabung di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Waketum PAN, Viva Yoga Mauladi mengaku menyambut baik kesiapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) untuk maju dalam pemilihan Presiden 2024.
“Kang Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat di beberapa hasil lembaga survei memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup bagus untuk berkompetisi di Pilpres 2024 ini menjadi modal untuk Kang Emil untuk berkiprah dalam proses politik selanjutnya’, ujar Viva Yoga, Senin (24/1).
Ia mengaku, Ridwan Kamil dan PAN telah memiliki kedekatan hingga kecocokan visi-misi. Pun demikian dengan PAN yang telah menganggap RK sudah seperti keluarga sendiri.
“Menurut saya Kang Emil itu rasanya at home apabila berada di lingkungan PAN karena kita sudah anggap sebagai saudara sendiri”, kata Viva Yoga.
Sementara, Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya sebelumnya menyebut partainya melirik empat tokoh eksternal untuk pemilihan presiden 2024. Keempat tokoh itu hadir dalam Workshop Nasional PAN di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali awal pekan lalu.
Keempat orang itu yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Bima mengaku, partainya tertarik kepada keempat tokoh tersebut lantaran menduduki puncak hasil survei pilpres.
“Mereka yang diambil ini kan karena menduduki puncak survei-survei pilpres 2024,” ujar Bima saat ditanya wartawan, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Bogor itu menyebut Ridwan Kamil mempunyai peluang tinggi dalam Pilpres 2024 menggantikan Jokowi.
Bima menyebut, Emil bisa mewakili generasi X dalam memimpin Indonesia yang notabene pada 2024 diisi 50 persen generasi millenial dan Z usia kisaran 18 hingga 40 tahun.
“Jadi artinya lebih dari 50 persen adalah anak-anak muda dibawah 40 tahun, yang harus kita hitung dan harus kita siapkan karena mereka sekarang sedang mentas dan nanti demografi adalah panggung mereka,” kata Bima.
Atas dasar itu, Bima juga menginginkan agar Ridwan Kamil dapat memimpin Indonesia ke depan.
“Tahun 2024, insyaallah kita doakan pak gubernur sebagai salah satu representasi dari generasi X yang insyaallah akan memimpin bangsa Indonesia kedepannya yang saat ini kita doakan juga pak gubernur sukses mengemban amanah hingga di ujung nanti,” kata Bima.
Bima mengaku, PAN pun masih terbuka menjalin komunikasi dengan partai lain dalam menentukan calon yang tepat dalam pertarungan politik tersebut.
Partai berlambang matahari putih itu, kata Bima, memiliki tokoh internal yang dijagokan untuk Pilpres 2024, yakni ketua umumnya Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir yang saat ini masih mengisi kepemimpinan nasional.
“Tentu pada saatnya PAN akan menentukan, bisa salah satu dari mereka atau bahkan di luar dari mereka, masih panjang,”
Kendati demikian, Bima menilai Ridwan Kamil masih menjadi pilihan terbaik untuk maju dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang dengan pengalaman yang dia miliki.
“Saya pribadi menilai kang emil adalah yang terbaik dari pilihan yang ada. pengalaman yang panjang di pemerintahan , punya kecakapan dalam manajemen pembangunan dan wawasan kebangsaan yang kuat. kurangnya hanya satu, belum menjadi bagian dari partai politik,” katanya.
Dalam simulasi koalisi parpol yang dilakukan oleh lembaga Politika Research and Consulting (PRC), Ridwan Kamil menjadi tokoh yang paling diterima untuk menjadi calon presiden (capres) dalam semua poros koalisi partai politik kemungkinan terbentuk pada Pilpres 2024.
Sebelumnya, survei simulasi yang dirilis lembaga Politica Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) menempatkan paslon Ganjar-RK unggul elektabilitas 32,1 persen. edangkan, Prabowo-Puan di posisi kedua dengan 25,7 persen, dan Anies-AHY 23,7 persen.
Adapun deretan partai politik yang sudah siap atau yang memberikan sinyal dukungan kepada Ridwan Kamil adalah;
1. PKB
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan partainya membuka pintu lebar untuk Ridwan Kamil bergabung. Bagi PKB, prinsipnya pemikiran Ridwan Kamil searah dengan cita-cita PKB.
“Meskipun masih memikul amanat sebagai gubernur Jabar. Mangga kang kalau mau gabung PKB, pintu PKB terbuka kok yang penting selaras dengan cita-cita dan aturan di PKB,” katanya.
Jazilul menyebutkan selama ini PKB Jawa Barat sudah membangun komunikasi yang intensif dengan Ridwan Kamil, bahkan sejak dia maju menjadi calon gubernur.
Tetapi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga dicalonkan untuk maju ke ajang pilpres, menurut Jazilul “janur kuning belum melengkung, silakan saja,” ujarnya.
2. PKS
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut partainya memiliki kedekatan dengan Ridwan Kamil. Mardani mengatakan partainya selalu berkomunikasi dengan berbagai pihak.
PKS mengapresiasi keberanian Ridwan Kamil menyatakan secara terbuka maju ke pemilu presiden dan wakil presiden.
3. PAN
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga juga mengatakan partainya, khususnya Zulkifli Hasan, dekat dengan Ridwan Kamil.
“Ketua Umum PAN Bang Zulkifli Hasan dan Kang Emil adalah sohib dekat, teman dekat sejak lama. Makanya bagi PAN, Kang Emil kita anggap bukan orang lain, tetapi sudah menjadi saudara sendiri,” kata Viva.
PAN dan Ridwan Kamil, kata Viva, sudah beberapa kali berdialog untuk membicarakan masa depan bangsa dan pemikiran Ridwan Kamil dianggap cocok dengan platform PAN.
“Makanya menurut saya, Kang Emil merasa at home bersama Bang Zul dan PAN,” katanya.
Viva mengatakan Ridwan Kamil seorang tokoh yang memang memiliki elektabilitas baik dan berpotensi masuk radar utama menjelang pemilu presiden dan wakil presiden.
Apakah itu juga berarti PAN akan mendukung Ridwan Kamil? Viva berkata “nanti akan diputuskan oleh ketua umum PAN melalui forum rakernas.
Karena, kata dia, dari hasil rakernas 1 PAN Agustus 2021 lalu, memutuskan bahwa ketua umum PAN diberi kewenangan untuk menentukan langkah-langkah strategis di pilpres.
“Saat ini kita masih terus menjalin komunikasi persaudaraan dengan Kang Emil,” katanya.
4. PPP
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani dengan senang hati menyambut Ridwan Kamil jika bersedia bergabung ke PPP.
“PPP membuka pintu lebar untuk Kang Emil bergabung. Insya Allah kalau di PPP orang dengan kapasitas seperti Kang Emil akan langsung menjadi elit partai dan tidak banyak berkompetisi dengan kader-kader PPP lain,” kata Arsul.
Arsul memuji Ridwan Kamil sebagai seorang figur intelektual yang bisa dibandingkan dengan partai-partai lain. “Orang-orang dengan background seperti itu sudah banyak sehingga harus terjadi kompetisi internal yang ketat lebih dulu untuk bisa tampil yang di depan dan menjadi ‘primus interpares,” katanya.
“RK pernah kami undang di Munas Alim Ulama PPP di Semarang 3 bulan lalu, artinya dia termasuk yang diamati PPP,” lanjutnya.
Kendati masuk radar pengamatan, Arsul mengatakan bahwa PPP suara dan kursinya jauh dari syarat minimal pencalonan.
Namun, Arsul tidak bisa menyatakan secara tegas untuk mencalonkan tokoh tertentu dalam Pilpres 2024. “Maka ya tentu kami harus terus berkomunikasi dengan parpol-parpol lain untuk menjajaki koalisi Pilpres nanti,” katanya.
5. PDIP
Pengamat politik M Jamiludin Ritonga menilai PDIP melirik Ridwan Kamil sebagai calonnya di Pilpres 2024. Penilaian pengamat politik dari Universitas Esa Unggul itu didasarkan pada lokasi dimana Ridwan Kamil menyatakan diri siap maju di Pilpres 2024 saat di Bali beberapa waktu lalu.
Jamiluddin melihat, kemungkinan PDIP melirik Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden (cawapres), berduet dengan Puan Maharani sebagai capres. “Ada kemungkinan Ridwan akan berduet dengan Puan Maharani, Hanya saja peluangnya untuk cawapresnya Puan,” ujarnya.
Kata dia, deklarasi Ridwan Kamil di awal 2022 itu menguntungkan karena Gubernur Jabar itu punya waktu panjang untuk meningkatkan elektabilitas.
“Jadi, Ridwan Kamil akan melakukan kerja-kerja politik yang lebih intensif sehingga saat mendekati Pilpres 2024 elektabilitasnya sudah sesuai yang ditaregtkan. Hal itu berpeluang diperolehnya bila sejak awal menyatakan sebagai capres,” pungkasnya.
Selain dari partai politik, Ridwan Kamil pun mendapat sorotan dari pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Karim Suryadi. Ia menilai, keputusan Ridwan Kamil (RK) maju karena ada kans cukup kuat dalam kontestasi.
“Dalam survei capres yang digelar beberap lembaga, RK kerap masuk empat besar. Padahal RK masih fokus menjalankan tugas sebagai Gubernur Jabar. Inilah realitas politik yang sulit dihindari RK,” ujar Prof Karim pada media, Kamis (20/1/2022).
Prof Karim mengatakan, ada tiga hal yang menjadi alasan Ridwan Kamil sulit mengelak dari realitas politik yang terjadi saat ini.
Pertama, kata dia, nama Ridwan Kamil yang selalu muncul di papan atas survei berjalan dengan sendirinya. Padahal, Ridwan Kamil belum melakukan langkah-langkah khusus untuk mendongkrak popularitasnya.
“RK boleh dibilang belum melakukan langkah khusus menuju pilpres, tapi potensi elektoralnya cukup signifikan. Buktinya meski belum masang baliho capres, tapi popularitasnya melampaui mereka yang sudah lama nongkrong di baliho,” kata Guru Besar UPI itu.
Kedua, kata dia, sebagai Gubernur Jabar, pria yang akrab disapa Emil itu punya modal elektoral yang nyata.
“Lebih-lebih keterwakilan masyarakat Jabar di tingkat nasional menjadi keprihatinan masyarakat Jabar umumnya,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan, gubernur merupakan jabatan yang paling diterima publik menuju tangga capres. Karena apa yang menjadi tugasnya presiden juga menjadi tugasnya gubernur.
“Di antara para pejabat, gubernur adalah jalan paling lazim dan mudah diterima menuju tangga capres. Ini karena apa yang diurus presiden juga menjadi tugasnya gubernur. Jadi, dari sisi deposit politik, gubernur adalah bukti jaminan paling meyakinkan,” katanya.
Sebagai kendaraan bagi calon pemimpin negara, kata dia, partai politik (parpol) diminta untuk membuka ruang selebar-lebarnya dengan membuka sistem rekrutmen bagi siapa saja pemimpin yang mempunyai kapasitas dan kualitas.