Jajaran SMKS Wikrama Bogor Drop Out Belasan Siswanya, Karena Diduga Terlibat Tawuran?

foto ilustrasi (Net)

Bogor, BogorOnline.com – Jajaran Pengurus Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Wikrama Bogor, yang terletak di Jalan Raya Wangun,  Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, dikabarkan men-Drop Out (DO) ke dua belas (12) muridnya karena kedapatan melakukan aksi tawuran antar pelajar, pada Rabu (14/6/23) lalu.

Hal itu terkuak, usai salah seorang walimurid yang anak laki-lakinya menjadi korban diberhentikan sepihak oleh SMKS Wikrama Bogor tersebut.

Salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku, merasa kesal dengan jajaran dewan guru SMKS Wikrama Bogor yang secara sepihak meminta dirinya selaku orang tua murid untuk mengundurkan diri bagi sang anak dari sekolah itu, lantaran hanya baru terindikasi terlibat dalam memfasilitasi ke-12 siswa yang diketahui melakukan aksi tawuran dengan salah satu SMK swasta dibilangan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, pada beberapa waktu lalu.

Ia menceritakan, awal mulanya aksi tak terpuji murid SMKS Wikrama berawal saling balas Story di Instagram (IG), sampai berlanjut ke janjian tawuran antar sekolah.

“Dan terjadilah tawuran itu pada Rabu 14 Juni 2023 di jalan raya bakom Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor,” ujar sumber kepada wartawan media ini, Sabtu (24/6/26).

Ia melanjutkan, sampai pada waktu dan tempat yang telah disepakati untuk menggelar tawuran pelajar itu, untuk murid SMKS Wikrama Bogor yang terdiri dari 12 siswa tersebut langsung kelokasi dimana tempat aksi tak terpuji itu dilakukan.

Akan tetapi, sambung dia, ternyata di pinggir jalan ada salah satu warung milik orang tua murid SMKS Wikrama kelas X (10).

“Pemilik warung yang anaknya bersekolah ini, memvideokan kejadian tersebut dan langsung disebarin ke guru WK (Singkatan dari SMKS Wikrama,” terangnya.

“Karena yang tawuran dari sekolah WK dengan pakai seragam dan almetnya (Almamater), jadi terungkap lah bahwa yang melakukan tawuran itu dari SMKS Wikrama Bogor,” tambahnya.

Ia melanjutkan, setelah para guru mengetahui kabar adanya belasan siswanya melakukan tawuran dari video yang disebar, keesokan harinya atau pada Kamis 15 Juni 2023 para murid yang terlibat di proses tanpa terkecuali.

“Anak saya kebawa-bawa, karena disebut memfasilitasi ke 12 temannya yang terbukti melakukan tawuran tersebut. Sorenya saya dipanggil kesekolah, langsung di kasih dua (2) pilihan, diminta mengundurkan diri atau anak saya di DO,” jelasnya.

Ia mengaku, dirinya tak terima selaku orang tua yang anaknya untuk diminta mengundurkan diri dari sekolah. Padahal, dia merasa bahwa sang anak tak terlibat atau ikut serta secara langsung dalam aksi tawuran tersebut.

“Saya nggak terima, karena anak saya tidak terlibat secara langsung dalam tawuran tersebut. Dan ketika semua barang bukti diperlihatkan oleh pihak sekolah, tidak ada satupun barang yang disebut pihak dewan guru SMKS Wikrama itu dimiliki anak saya. Jadi tak terbukti, lantas mengapa anak saya disuruh mengundurkan diri dan ketujuh siswa lainnya kalau memang tidak terbukti betul-betul salah, ini namanya perlakuan tidak adil,” tukasnya.

Sementara itu, ketika hal ini dikonfirmasikan secara langsung kepada salah satu admin sekolahan tersebut, ke nomor yang tertera dalam website resmi SMKS Wikrama Bogor diketahui bernama Miftahuddin enggan menjawab konfirmasi yang dilayangkan oleh wartawan media ini, hingga berita ini ditayangkan.

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. kalo tulis artikel yang lengkap yaa sekalian nama sekolah satunya lagi cantumkan agar tidak menjatuhkan salah satu citra sekolah saja.