BOGORONLINE.com – Komisi VIII DPR RI berencana akan membentuk Panitia Kerja (Panja) evaluasi penyelenggaraan haji di tahun 2023 ini. Panja yang akan dibentuk nanti lebih kepada membahas teknis pelaksanaan penyelenggaraan haji.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka usai menjadi narasumber seminar bertajuk “Diseminasi Program Awareness Publik Terkait Pengelolaan Dana Haji: Investasi Surat Berharga dan Emas” yang digelar Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Kota Bogor.
“Kami masih masa reses, jadi setelah reses akan segera (bentuk) bukan hanya Panja PPIH, tapi juga Panja evaluasi penyelenggaraan haji,” kata Diah Pitaloka, Minggu (16/7/2023).
Diah menilai Panja ini diperlukan. Sebab, penyelenggaraan haji bukan saja soal anggaran, teknis pelaksanaan pun harus dievaluasi untuk perbaikan ke depan.
“Karena kami paham penyelenggaraan haji ini tidak hanya menyangkut anggaran, tapi juga teknis pelaksanaan yang harus dimonitor dan diperbaiki,” kata Diah.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ada beberapa usulan yang sudah masuk ke Komisi VIII. Salah satunya berkaitan manajemen sumber daya manusia (SDM) atau petugas pendamping haji.
“Sudah banyak usulan-usulan sebetulnya, termasuk penambahan petugas haji. Karena kami lihat di Arab dari suhu saja sudah berbeda dengan Indonesia. Jika tugas 16 jam di sana harus aplusan karena kondisi panas dan lain-lain,” ujarnya.
Untuk ini, penguatan manajemen SDM perlu dilakukan koordinasi dengan Kementerian Agama. Selain itu, imbuh Diah, berkaitan fasilitas haji juga menjadi masukan dari masyarakat yang perlu diperhatikan dan dipastikan dalam penyelenggaraan haji.
“Ini informasi atau masukan yang kami dapatkan. Ada yang bagus Alhamdulillah. Tapi yang belum bagus harus ada control division. Bukan hanya katering saja, hotel dan lain-lain, standardnya harus sama bagi semua jemaah haji,” katanya.
Kemudian mengenai jemaah haji lanjut usia, dikatakan Diah, penyelenggaraan haji juga dipandang perlu melakukan pengukuran asistensi. Asistensi bagi jamaah haji lanjut usia bisa saja dari pihak keluarga yang sama-sama berangkat haji.
“Kondisi fisik jamaah haji lanjut usia ini berbeda-beda. Ada yang sehat, kuat, Alhamdulillah. Tapi yang nggak juga ada. Nah ini minimal ada asistennya dari keluarganya. Biasanya kan orang tua dan anak ada yang antre bareng berangkat haji,” tandasnya.