BOGORONLINE.com – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor berhasil memindahkan pipa baru, imbas kebocoran pipa HDPE 12 inchi di Jalan Cipaku tepatnya perlintasan rel double track, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, baru-baru ini.
Saat ini, Perumda Tirta Pakuan mengklaim distribusi air ke pelanggan terdampak yakni di zona 5 meliputi Rangga Mekar dan sekitarnya sudah normal kembali.
Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Ardani Yusuf mengatakan, berdasarkan hasil analisa kebocoran pipa, kemungkinan pecah akibat tekanan dan aktivitas kereta diperlintasan Bogor-Sukabumi.
“Iya, perlintasa rel ini dulunyakan cuman satu, satu track, artinya secara ketentuan konturksi kita sudah memenuhi ada istilahnya casing. Kita sudah memenuhi kurang lebih 18 meter,” tegas Ardani saat dihubungi, pada Sabtu (22/7/2023).
Ardani mengungkapkan, pada saat perlintasan kereta Bogor Sukabumi hanya memiliki satu rel, pipa yang berada di bawahnya tergolong aman. Sebab, pipa tersebut memiliki pembungkusan dengan pipa yang memilik ukuran lebih besar.
Namun, seiring pembangunan jalur ganda atau double track kereta Bogor – Sukabumi yang menjadi percepatan proyek strategis nasional (PSN) Jawa Selatan, satu pipa Perumda Tirta Pakuan menjadi rentan pecah.
“Satu pipa lagi belum dipasang casing, sehingga ketika terjadi pergerakan kereta api, ini berdasarkan analisis kami ya ada pembebanan yang menekan terhadap pipa. Sehingga mengakibatkan pipa pecah,” terang dia.
Saat awal mendapatkan informasi adanya kebocoran, dijelaskan Ardani sempat salah perkiraan lantaran di lokasi tersebut juga pernah terjari kebocoran.
“Ternyata bukan dititik itu, tapi dari atas dari dalam casing keluarnya. Kita pindah ke sebrang di luar rel, pas kita gali kering, nah tim deteksi kebocoran mendeteksi kebocoran di tengah tengah track yang baru,” tandas dia.
Mengingat kebocoran berada di bawa rel perlintasan kereta api, hal itu yang membuat perbaikan terkendala.
“Sebenarnya kami bisa cepat dalam hal perbaikan, cukup satu hari tidak perlu 3 hari. Tapi kendalanya tidak mungkin menggali atau membongkar track, itu pun kami harus melalui persetujuan PT KAI (untuk perbaikan),” ujar dia.
“Kami dua kali melakukan pertemuan dengan mereka (PT KAI), dan kami sampaikan pak kalau kita diamkan bahaya, karena air di bawah bisa sampai terkikis dan bisa amblas,” sambung dia.
Untuk melakukan perbaikan, dijelaskan Ardani, PT KAI meminta agar membuat jalur baru dengan teknik boring sepanjang 27 meter dengan kedalaman 3-4 meter.
“Iya jadi kita membuat menhol, di pinggir rel membuat menhol di ujung ke ujung rel, kita coba boring, dengan sistem manual,” jelasnya.
“Alhamdulillah saat ini (perbaikan) sudah selesai. Pengairan juga sudah normal,” masih kata Ardani.
Namun demikian, ada hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa saat ini masih normalisasi dan masih mencoba untuk mengatur tekanan.
“Satu sisi dikurangi, dan disatu sisi yang di atas masih butuh tekanan yang cukup besar. Itu yang jadi polemik kita. saat ini kita tadi masih monitor bagaimana supaya di Gang Kosasih Cikaret (teraliri), artinya belum 100 persen,” pungkas dia.