Cibinong – Pengamat Politik, Yusfitriadi menyampaikan bahwa perolehan suara di Dapil Jabar V Kabupaten Bogor dari partai PPP semakin sulit untuk kembali menduduki kursi di Senayan.
Yusfitriadi menyebut, selain hasil Quick Count yang dirilis Lembaga Studi Visi Nusantara, tapi juga elektabilitas partai yang terus menurun.
“Partai (PPP) turun secara drastis suaranya dibandingkan pemilu 2019, sehingga dengan sangat mudah potensi terlemparnya,” kata Yusfitriadi.
Faktor penurunan elektabilitas PPP di Kabupaten Bogor itu disebabkan oleh tiga hal, salah satunya opini PPP tidak masuk Parliamentary Threshold (PT).
“Opini hampir semua lembaga survei menyatakan PPP secara nasional tidak masuk (parlementary trashold) PT. Sehingga akan sangat berpengaruh pada psikologis pemilih,” papar dia.
Alasan lainnya yakni naiknya suara Golkar secara signifikan di Kabupaten Bogor maupun secara nasional. Sehingga, penyebab itu yang dinilai menjadi alasan turunnya elektabilitas partai Ka’bah itu.
“Naiknya suara partai golkar dan melesatnya suara partai demokrat secara signifikan tentu akan berdampak pada perolehan kursi. Konsekwensi logisnya harus ada kursi yang terlempar. Disitulah potensi elly yasin dari PPP dan Anton dari Demokrat berpotensi terlempar. Tentu saja ini hasil dari quick count dan real count sementara yang belum 100 persen. Sehingga potensi-potensi tersebut masih bisa berubah,” papar dia.
Alasannya lainnya kinerja kader PPP yang sudah menjabat di parlemen, yang tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat atau pemili di periode sebelumnya.
“Saya mengamati di lapangan kader-kader PPP terutama yang sudah menduduki kursi parlemen, performa kinerjanya sangat buruk. Termasuk komunikasi politik yang sangat lemah. Sehingga kondisi ini tentu saja akan mendapatkan respon yang negatif dari masyarakat dan aktor-aktor politik lainnya,” papar dia.
Penyebab itulah yang menjadikan PPP mengalami Zona Degradasi Elektoral alias penurunan secara elektoral di mata masyarakat.
PPP, lanjut dia, sudah tidak bisa lagi berbuat apapun selain mengawal dan memastikan suaranya masuk atau tidak untuk kembali duduk di Parlemen.
“Dalam konteks menaikan elektoral tentu saja sudah tidak apa-apa, karena pemilu sudah lewat dan posisi sekarang sudah pada tahapan pleno di PPK. Yang bisa dilakukan PPP adalah memastikan suara dengan rukukan C1 secara keseluruhan, sehingga bisa memastikan ada wakil apa tidak di DPR-RI,” tutup dia.
Potensi tidak masuknya PPP di Senayan, menjadikan angin segar untuk partai Golkar. Sebab, dalam Quick count LS Vinus, partai Golkar berada di atas PPP untuk meraih kursi kesembilan atau kursi kedua partai Golkar untuk DPR RI Dapil Jabar V.
“Golkar, naiknya signifikan, termasuk di Kabupaten Bogor, tidak hanya mengancam PPP, tapi juga tiga partai lainnya, seperti Gerindra, Demokrat dan PDIP,” kata Yusfitriadi yang juga ketua LS Vinus.
Sebagai informasi, Lembaga Visi Nusantara (Vinus) melakukan quick count atau perhitungan cepat calon DPR RI Dapil V Jawa Barat, Kabupaten Bogor untuk menghitung potensi sembilan kursi di Senayan.
Quick Count itu dilakukan di 14.000 TPS se-Kabupaten Bogor dengan margin of error 3 persen. Berikut hasil lengkap Quick Count Vinus untuk DPR RI Dapil V Jawa Barat Kabupaten Bogor:
Gerindra : Kursi 1,5 : 518.270 suara
Golkar : kursi 2,9 : 410.180 suara
PDI-P : kursi 3 : 236.873 suara
PAN : kursi 4 : 210.137 suara
Nasdem : kursi 6 : 169.899 suara
PKS : kursi 7 : 290.155 suara
PKB : kursi 8 : 196.473 suara
PPP : kursi 9 : 130.966 suara