Bogoronline.com – Keberadaan imigran di wilayah Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menjadi persoalan yang setiap saat dapat menjadi “bom waktu” jika tidak segera mendapat perhatian dari pihak terkait. Konflik sosial kerap terjadi antara para imigran dengan masyarakat setempat. Terakhir, masyarakat beserta ormas di kawasan wisata tersebut mengancam akan mengusir paksa para imigran dari wilayah Puncak.
Sikap masyarakat tersebut bukan tanpa alasan, para imigran resmi dibawah naungan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) tersebut tercatat beberapa kali membuat ulah di masyarakat. Mulai dari perkelahian antar sesama imigran, pelecehan seksual, serta tindakan lain yang tidak sesuai dengan adat istiadat serta budaya masyarakat setempat.
Menyikapi hal tersebut, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Lembaga Swada Masyarakat (LSM) Ikatan Komunitas Kawasan Puncak dan Sekitarnya (IKKPAS), Djatnika, meminta pemerinta kabupaten (Pemkab) Bogor menjadikan persoalan imigran dalam skala prioritas untuk diselesaikan.
“Ya masalah imigran menjadi masalah skala prioritas harus secepatnya di selesaikan sesuai komitmen Bupati Bogor bahwa puncak adalah zona zero imigran,” kata Djatnika kepada bogoronline.com, Jumat (12/02/2016).
Ia melanjutkan, sejauh ini komitmen tersebut hanya lip service yang dilontarkan Bupati untuk meredam keresahan masyarakat tentang keberadaan imigran. Djatnika pun khawatir, masalah imigran menjadi api dalam sekam yang sewaktu-waktu pecah menjadi persoalan besar, “meledak antar masyarakat dengan imigran,” ujarnya khawatir.
Ia mencontohkan, bukan rahasia umum lagi di wilayah Puncak para imigran saat ini menjadi penguasa kecil di bidang usaha kelontong maupun grosir, yang tak kalah bersaing harganya dengan toko lokal. Mereka juga, lanjut Djatnika, banyak yang menikah dengan penduduk untuk mencari aman sebagai strategi agar tidak diganggu oleh masyarakat lokal. (edw)