foto: SDN Ciampea 02 Kabupaten Bogor. (Ist)
BOGORONLINE.COM – Usai terkuak lantaran diduga gemar melakukan pungutan liar (Pungli) kepada setiap muridnya.
Kini, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 02 Ciampea, Kabupaten Bogor, yakni Samsudin secara mendadak menggelar rapat internal dengan para gurunya yang diduga membahas soal pemberitaan yang telah ditayangkan sebelumnya.
“Assalamualaikum, info terbaru. Tadi pagi (26/8) guru rapat internal dengan kasek (Kepala Sekolah, red) bahas pemberitaan kemarin,” ungkap salah satu orang tua murid (OTM) SDN Ciampea 02 yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Senin (24/8/2024).
Ia menjelaskan, rapat internal yang digagas oleh pucuk pimpinan sekolah dasar milik plat merah itu, dimana para guru kelas diharapkan bisa meredam orang tua agar tidak lebih meluas lagi.
Ia melanjutkan, rapat ini digelar sejak pukul 10.00 WIB sampai sedang siang tadi.
“Semua korlas (Koordinator Kelas) dikumpulkan oleh kasek dan beberapa guru, kemungkinan besar untuk meredam pula pergerakan orang tua yang lain supaya gak meruncing di pemberitaan media lewat koordinator kelas masing-masing,” beber sumber.
Lanjut ia memastikan, pada intinya koordinator kelas dikumpulkan agar di arahkan supaya satu suara kalau semua kegiatan itu atas permintaan orang tua siswa.
“Yg inti’a korlas dikumpulin itu biar nyetting supaya 1 suara kalau semua kegiatan itu atas permintaan orang tua dan terkesan cuci tangan,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Lagi-lagi dugaan pungutan liar (Pungli) kembali terjadi dilingkungan sekolah dasar negeri (SDN) yang notabane milik plat merah. Hal itu terkuak, saat salah satu orang tua murid (OTM) SDN Ciampea 02 Kabupaten Bogor, mengeluhkan terkait kerapnya pihak sekolah dasar pimpinan Samsudin selaku kepala sekolah (Kepsek) gemar memungut biaya kepada orang tua siswanya tersebut.
Tak tanggung-tanggung, pungli yang disinyalir dilakukan SDN Ciampea 02 itu diantaranya saat pihak sekolah ini menyemarakkan peringatan HUT RI ke-79 kemarin, dimana tiap OTM dimintai nominal sebesar senilai Rp 10.000 sampai dengan Rp 15.000 ribu persiswa dengan dalih untuk lomba pengecetan setiap kelas.
Tak hanya itu, pungutan liar pun terjadi setiap kelas mulai dari Senin sampai Rabu siswa-siswi SDN Ciampea 02 ini diwajibkan untuk mengikuti les sekolah mulai dari kelas I-V (1-5) dengan biaya Rp 5.000 per murid.
Adapun, pungli masih terjadi dikala jajaran SDN Ciampea 02 bekerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan pemutaran film perjuangan bangsa persiswa kembali dimintai biaya oleh setiap wali murid masing-masing senilai Rp 10.000 ribu.
Saat dikonfirmasi, Kepsek SDN Ciampea 02, Samsudin mengaku, terkait klarifikasinya mengenai Les, dimana hal itu baginya dilaksanakan di luar jam sekolah, dan atas permintaan beberapa orang tua, serta bersifat suka rela.
Selain itu, pengecatan gedung sekolah di anggarkan per dua (2) tahun dengan rencana mulai tahun 2025.
“Ada beberapa orang tua berinisiatif untuk mengecat ruang kelas dengan biaya swadaya, dalam rangka lomba tata kelola ruang kelas di HUT RI 79, ini pun hanya dua kelas yang di cat,” kilah Samsudin melalui pesannya di WhatsApp kepada wartawan, Jum’at (23/8/2024).
Ia melanjutkan, untuk pungli pemutaran film perjuangan dilaksanakan pihak ketiga dengan membawa surat permohonan, dengan biaya Rp 10 ribu.
“Ini pun, tidak ada paksaan dan tidak diwajibkan,” akunya.
Lebih lanjut Samsudin mengungkapkan, dirinya yang terkesan tak ingin disalahkan atas rangkaian pungli itu, lantas ia meminta klarifikasi kembali ke setiap guru kelas (Walikelas) yang diindikasi melakukan pungli ke setiap peserta didiknya.
Samsudin memaparkan kiriman pesan dari guru di sekolah tempatnya memimpin tersebut.
“Untuk les atau tambahan belajar diluar jam pelajaran pak kelas abdi. Sebelumnya sudah rapat sama orang tua pas tahun ajaran baru tentang les, dan lain-lain. Dan mereka (OTM, red) sendiri mau pada belajar tambahan, bagi yang tidak sanggup bayar juga abdi tidak memaksakan harus bayar. Anak-anak ikut semua tapi tidak tidak diwajibkan untuk harus membayar,” ujar Samsudin melanjutkan pesan klarifikasi dari salah seorang guru kelasnya tersebut.
“Les hanya beberapa orang, itu pun karena org tua ya g menemui untuk minta tambahan jam pak. Karena kelas 4 masih ada yang belum lancar baca tulis hitung, jadi hanya sebagian yang minta les pak. Dan les, dilaksanakan setelah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Ini tambahan klarifikasi dari guru kelas, saya teruskan WhatsApp-nya,” sambung dia sembari mengakhiri.