KPAI Nyatakan Lampu Merah Bagi Kejahatan Seksual Terhadap Anak

Bogor – bogoronline.com – Maraknya kejahatan seksual terhadap anak akhir-akhir ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut bahwa Indonesia dalam kondisi “Lampu Merah” karena dari data yang dilansir UNICEF, satu dari 10 anak perempuan di dunia telah menjadi korban kejahatan seksual. Hal tersebut diungkapkan wakil ketua KPAI Susanto, Kamis (12/05).

 

“Hari ke hari anak korban kejahatan seksual terus terjadi, bahkan korban hingga dibunuh dan dimutilasi. Sudah saatnya alarm bahaya kejahatan seksual terus disuarakan oleh siapapun elemen bangsa di negeri ini untuk menghalau para penjahat seksual,” kata Susanto.

 

Menurutnya, Presiden juga telah mengelorakan semangat pemberatan hukuman terhadap kejahatan seksual terhadap anak. “KPAI terus mendorong perbaikan sistem perlindungan anak mulai elemen terkencil. Orangtua tidak boleh lengah, keluarga tidak boleh permisif, RT dan RW  tak boleh lalai, Lurah dan Kades tak boleh hanya melakukan layanan administratif terhadap warga, namun harus menjadi pelopor perlindungan anak,” ungkapnya.

 

Susanto menekankan, bahwa masyarakat tidak bisa hanya menyerahkan pada Polisi atau lembaya pengaduan. “Saatnya mulai dari lingkungan kita terdekat, perbaiki pola asuh, perkuat ketahanan keluarga, perkuat kontrol sosial, agar tidak ada celah pelaku kejahatan seksual mengintai anak-anak kita,” tukasnya.

 

Sementara itu, terkait perkembangan pelaku pencabulan yang dilakukan oleh Budiansyah (26) terhadap korban LH balita yang masih berusia 2,5 tahun hingga tewas di Kampung Pabuaran Tonggoh RT 03/05 Desa Girimulya, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor kemarin, pelaku mengaku terangsang saat melihat LN yang sedang bermain di tengah rumahnya.

 

“Bukan hanya di kamar mandi, saya perkosa lagi dikamar, sambil saya bekap mukanya pakai selimut terus korban saya sembunyikan di dalam lemari,” kata pelaku.

 

Saat ditanya kenapa tega sampai meperkosa anak kecil, Budiansyah mengaku karena tidak ada yang gede, jadi saya perkosa anak itu,” ungkapnya, dengan wajah tanpa penyesalan.

 

Saat ditemukan kondisi tubuh LN cukup mengenaskan dengan dipenuhi luka mulai dari wajah hingga kaki. Menurut keterangan, korban tewas dibunuh kemudian diperkosa oleh Budiansyah yang tak lain adalah tetangga balita tersebut.

 

Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Aryo Seto menjelaskan, kejadian bermula saat korban sedang bermain dirumah pelaku bersama empat orang teman-temannya. Kemudian, ketiga teman korban pergi, korban tetap berada diruangan bersama pelaku. “Melihat korban sendirian, hasrat birahinya naik dan memerkosa korban hingga meninggal dunia,” kata AKBP Suyudi di Mapolres Bogor.

 

Kapolres juga mengatakan, korban diperkosa sebanyak dua kali sebelum akhirnya meninggal dunia dan disimpan didalam lemari rumahnya. Barang bukti yang diamankan berupa pakaian korban, kasur, selimut, dan juga bantal yang digunakan pelaku saat memperkosa korban hingga tewas.

 

Sementara itu, keluarga korban tidak menyangka Budiansyah akan berbuat sekeji itu terhadap LN. Padahal, keluarga korban tidak pernah memiliki masalah dengannya. “Ibu tuh sering main ke rumah Budi, kan namanya juga tetangga, jadi sering main. Jadi engga nyangka kalau dia sampai begitu teganya,” kata Rukiyah (53), nenek LN.

 

Ia berharap, Budiansyah mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya. Bila perlu, pelaku agar dihukum mati. “Cucu saya engga punya dosa apa-apa. Hukumannya harus setimpal,” kata Rukiyah.

 

Ahmad Samiran (55), ayah korban meminta pelaku dihukum berat karena telah memperkosa hingga menghilangkan nyawa anak semata wayangnya itu. “Pelaku harus dihukum dengan cara dikebiri, arena perbuatan pelaku sangat sadis,” ungkapnya.

 

Kediaman Budiansyah dan keluarganya saat ini sudah dipasangi garis polisi. Rumah tersebut nampak sepi, dan penghuninya sudah diungsikan ke rumah saudaranya. Sementara jarak rumah pelaku dengan rumah Rukiyah, hanya sekitar 50 meter. (di)

 

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *