Tajurhalang – bogoronline.com – Proyek pembangunan Jalan Kemang – Bojonggede (Boge) mulai dikeluhkan warga Kecamatan Tajurhalang, pasalnya selain menimbulkan macet, akibat hilir mudiknya truk-truk proyek, warga juga mengeluhkan ceceran tanah merah di tengah badan Jalan Tajurhalang.
“Kita bukannya tak mendukung pembangunan proyek tersebut, tapi tolong dong, ceceran tanah yang bertebaran di jalan dibersihkan, karena kalau terkena air hujan licin dan membahayakan pengguna,”kata Arman, warga Desa Tajurhalang, Kamis (10/08).
Menurut Arman, bila terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan jalan licin, akibat ceceran tanah merah, penyedia jasa atau pelaksana proyek bisa dituntut. “Disetiap proyek kan pasti ada SOP, termasuk meminimalisir dampak negatif untuk warga sekitar. Ini seharusnya diperhatikan penyedia jasa,” tegasnya.
Yani, siswa SMA Negeri I Tajurhalang ikut bersuara lantang. Ia mengaku terganggu dengan aktivitas truk pengangkut tanah untuk proyek pembangunan Jalan Kemang – Bojonggede itu. “Kami senang dengan adanya pembangunan jalan ini, tapi kami minta jangan sampai mengganggu aktivitas warga lah,” pintanya.
Dari informasi yang dihimpun Jurnal Bogor, pembangunan Jalan Kemang – Bojonggede merupakan proyek prestius yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bogor. Proyek senilai Rp 83 miliar dengan rincian untuk pembangunan pisiknya jalan Rp 71 miliar dan Rp 11 miliar lainnya digunakan untuk membangun dua jembatan.“Anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Edi Wardhani.
Proyek tersebut seharusnya dilaksanakan tahun 2015 lalu, namun batal dikerjakan, sebab setelah beberapa kali lelang selalu gagal. (Iwan/zah)