Cibinong – Permasalahan kejahatan Narkoba merupakan kejahatan terorganisir dan kejahatan yang sangat serius, bahkan ancaman berupa hilangnya satu generasi bangsa (Lost Generation) di masa depan dan akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, serta melemahkan ketahanan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Menurut penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjsama dengan pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2017, menunjukan angka prevalensi (penyalah guna Narkoba) Nasional adalah 1,77% dari jumlah penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun (3.3 juta orang),” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tingkat Kabupaten Bogor di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (17/7/2019).
Kabupaten Bogor sendiri, kata Burhan, pada tahun 2018 dalam kegiatan pemberdayaan lingkungan masyarakat sudah melaksanakan test urine pada pekerja instansi Pemerintah maupun swasta, dan hasil pemeriksaan tersebut ada pekerja yang terindikasi menyalahgunakan Narkoba.
Pada tahun 2019 diprediksi angka prevalensi penyalah guna Narkoba akan mengalami kenaikan apabila seluruh komponen bangsa tidak melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan yang komprehensif.
“Pemerintah Kabupaten Bogor mengajak seluruh komponen masyarakat bersatu padu dalam menangani permasalahan ini jika tidak ingin pemuda-pemudi kita terperosok dalam Kecanduan Narkotika,” tambahnya.
Sementara Kepala BNN Kabupaten Bogor, Setiabudhi Nugraha menyampaikan, kegiatan kali ini sekaligus puncak acara Pencegahan Pemberantasan Penyalah Gunaan Dan Peredaran Gelap Nakoba (P4GN) dari rangkaian acara HANI yang telah berlangsung.
“Pada hari ini kita akan melaksanakan dialog P4GN yang merupakan acara puncak dari rangkaian acara HANI yang sudah dilaksanakan pada 26 Juni 2019 di Istana Presiden, yang dihadiri kurang lebih 300 orang,” ungkapnya.
Dialog tersebut dimaksudkan untuk mencari solusi pencegahan narkotika yang masuk ke wilayah Kabupaten Bogor yang sampai saat ini tingkat kerawanannya menduduki rangking ke 2 di tingkat jawa barat. Kabupaten Bogor juga menduduki rangking 10 terbawah kurang tanggap tentang bahaya narkoba. (di)