Kota Bogor – bogorOnline.com
Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) Kota Bogor melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung Blok 3 di rumah sakit milik Pemerintah Kota Bogor ini pada Rabu 31 Juli 2019.
Proyek senilai Rp 89 miliar bersumber dari APBD Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat 2019 ini dibangun oleh PT. Trikencana Sakti Utama. Nantinya, gedung Blok 3 akan memiliki empat lantai dengan fasilitas 264 tempat tidur.
Seusai meresmikan, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyatakan pihaknya akan mengawasi terus seluruh tahapan pembangunan gedung Blok 3 agar tepat waktu sesuai pelaksanaan selama 194 hari kalender dan berakhir 27 Desember.
Dirinya juga memastikan akan selalu berkoordinasi baik dengan RSUD maupun pelaksana pekerjaan dan manajemen konstruksi (MK) agar kualitas terjaga sesuai dengan spek.
“Ketiga, saya juga memastikan pendampingan dengan TP4D dari kejaksaan berjalan baik dan maksimal sehingga tidak ada persoalan keuangan di sini. Jadi tepat waktu, kualitas baik dan keuangan bisa dipertanggungjawabkan,” imbuhnya.
Suami Yane Ardian itu juga berencana menambah satu gedung RSUD lagi di Kota Bogor. Perencanaan pembangunan gedung RSUD baru yang berada di wilayah Kecamatan Bogor Timur ini dimulai pada 2021 mendatang.
“Kita ingin juga ada RSUD di sana karena kebutuhan kamar masih tinggi. Di sini saja hampir 60 persennya dari Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan bisa terlaksana tahun 2021 nanti secara bertahap tentunya seperti di sini,” ungkapnya.
Dijelaskan olehnya, ada beberapa lahan untuk RSUD baru yang dibidik olehnya, namun semua itu masih harus dilakukan perencanaan yang matang disesuaikan dengan tata ruang.
“Ada beberapa opsi (lahan), tapi saya belum dapat disampaikan sekarang,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Direktur PT. Trikencana Sakti Utama, Bambang Suparno menjelaskan bahwa proses pembangunan secara bersamaan terbagi dalam tiga zona dengan target masing-masing zona 1 struktur lantai selama 2 minggu.
“Jadi rasio pekerjaan struktur masih dapat diselesaikan dari aspek logika. Pararel dibagi tiga zona. Dengan ini, penambahan tenaga kerja juga otomatis disesuaikan kondisi lapangan,” katanya.
Pihaknya menargetkan pembangunan gedung Blok 3 dapat rampung sebelum batas akhir kontrak pada 15 Desember. Sejauh ini, Bambang mengaku belum menemukan hambatan hanya saja saat memulai di lokasi proyek terdapat gedung eksisting sehingga dilakukan pembongkaran terlebih dulu.
Ia juga mengemukakan terkait proses pemasangan tiang pancang sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP) untuk pembangunan di lokasi rumah sakit.
“Jadi secara SOP ini sudah benar karena kita menggunakan alat hidrolik. Kita hanya butuh beban 60 ton tapi kita diberi 170 ton beban, artinya lebih maksimal,” sebutnya. (HRS)