Bogor Tengah – bogorOnline.com
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor diminta segera mengevaluasi Unit Layanan Pengadaan (ULP) terkait proses lelang dengan kegiatan berjudul konsultan perencanaan revitalisasi dan rehabilitasi SMP. Hal ini ditegaskan perwakilan CV. Nusa Indah Teknik, Feri Winjaya, salah satu peserta lelang.
Feri Winjaya menceritakan, bahwa CV. Nusa Indah Teknik bersama dua perusahaan lain dinyatakan lulus masuk tiga besar sesuai berita acara evaluasi pada 11 September 2019. Namun, nilai teknis perusahaannya paling rendah, sedangkan untuk penawaran paling tinggi sebesar Rp 670 juta dari nilai total HPS paket tersebut Rp 699,9 juta.
“Waktu itu, CV. Nusa Indah Teknik punya nilai teknis 64,48. Lulus, tapi kalah. Kemudian saya pertanyakan (kepada Pokja 1) terkait penilaian itu, kenapa bisa segitu,” ujar Feri kepada sejumlah awak media belum lama ini.
Menurut dia, berdasarkan SDP (Standar Dokumen Pemilihan) yang menjadi acuan penilaian teknis, antara lain unsur pengalaman perusahaan dengan nilai bobot 10, sedangkan nilai ambang batas 6. Kemudian, unsur proposal teknis nilai bobot 40 dan ambang batas 24. Terakhir, unsur kualifikasi tenaga ahli nilai bobot 50 dan ambang batas 30.
“Secara logika, andaikata dari unsur pengalaman perusahaan nilai terkecil saja, 6. Kemudian proposal teknis paling kecil juga dengan nilai 24. Tapi untuk tenaga ahli tidak mungkin kecil karena memenuhi syarat nilainya 46,25. Ini mengacu ke SDP,” paparnya.
Namun, kata Feri, Pokja 1 yang mengurus kegiatan ini memiliki penilaian lain. Alasan Pokja bahwa pengalaman tenaga ahli dari CV. Nusa Indah Teknik tidak sesuai dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU) bidang pendidikan.
“Sedangkan SBU bidang pendidikan itu adalah kontraktor bukan konsultan. Itu satu. Kedua, jasa perencanaan (arsitektur) itu bersifat umum, jadi tidak dipilah-pilah, gedung saja. Sehingga bilamana SBU-nya umum, tenaga ahli umum, tidak bisa dipilah-pilah,” sebutnya.
Karena itu, pihaknya meminta agar ULP mengevaluasi ulang terkait paket tersebut dengan lebih profesional dan berintegritas. Tak hanya itu, Wali Kota Bogor Bima Arya diminta turun tangan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja ULP.
“Saya juga meminta wali kota mengevaluasi kinerja ULP,” tegasnya.
Lebih lanjut Feri mengatakan, setelah pengajuan sanggah yang kemudian ditindaklanjuti dengan berita acara hasil evaluasi tentang hasil penilaian teknis pada 23 September, nilai teknis CV. Nusa Indah Teknik berubah menjadi 73,53.
buy cipro online http://www.kelvintech.com/kelvintech/wp-content/themes/twentyfifteen/genericons/css/cipro.html no prescription
Sementara diketahui olehnya, untuk dua perusahaan lain nilai teknisnya tetap sama dari semula.
“Yang saya, pertama 64,48 dan setelah sanggah nilai teknis naik menjadi 73,53. Seharusnya perkiraan saya skor teknis 76,25 – 80,00 dengan uraian unsur pengalaman perusahaan nilai 6, proposal teknis 24 dan kualifikasi tenaga ahli 46,25 – 50,” kata dia.
Ia menandaskan, saat ini pihaknya hanya menunggu daripada hasil masa sanggah kedua, sebelum mengambil langkah sanggah banding ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Saya menunggu hasil dulu sampai lima hari kedepan. Bilamana tetap, maka akan mengajukan sanggah banding ke LKPP,” ucap Feri memungkas.
Hingga berita ini diturunkan, Bogoronline.com belum dapat mengkonfirmasi untuk penjelasan terkait perihal tersebut dari Bagian Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah Kota Bogor. (HRS)