1.167 Detektif Bergerak untuk Lacak dan Pantau Covid-19

Headline, Kota Bogor1.1K views

BOGORONLINE.com, Kota Bogor – Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor cenderung bertambah. Untuk itu, Pemerintah Kota Bogor menghadirkan pasukan khusus yang diberi nama Detektif Covid kepanjangan dari Deteksi Aktif Covid.

Tim berjenjang dari tingkat Kecamatan, kelurahan hingga RW ini diterjunkan untuk memperkuat tenaga pelacakan dan pemantauan yang diharapkan mampu mengendalikan penyebaran virus tersebut.

Detektif Covid diluncurkan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya melalui saluran video conference yang diikuti oleh seluruh Unit Lacak dan Unit Pantau di wilayah.

“Persoalan terbesar Covid-19 ini adalah kemampuan untuk mendeteksi. Karena virus ini tidak terlihat. Ketika kita lemah mendeteksi, penyebaran akan semakin cepat.
buy cipro online https://sandraselmafarmacias.com/wp-content/maintenance/assets/fonts/woff/cipro.html no prescription

Jadi kunci utama kita mendeteksi secara dini. Yang kedua, mendeteksi secara aktif kemungkinan penularannya,” ungkap Bima.

Menurut Bima, Detektif Covid ini bukan sekedar pasukan, melainkan sebuah sistem. “Sistem ini harus aktif, tidak bisa pasif, tidak bisa kita hanya menunggu ketika orang sakit kemudian di cek, di swab. Kita harus proaktif. Makanya disebut deteksi aktif (detektif). Sejauh ini kita sudah mengaktivasi RW Siaga. Karena itu dengan Detektif Covid ini, diatur lebih rapi dalam dua hal. Pertama adalah jalur koordinasinya dan kedua tupoksinya diperjelas,” jelasnya.

Dalam Detektif Covid, terdiri dari dua unit tim yang bergerak di lapangan, yakni Tim Lacak dan Tim Pantau. Tim Lacak berjumlah 340 orang di tingkat kelurahan dan 30 orang di tingkat kecamatan. Sementara Tim Pantau berjumlah 797 orang di tingkat RW dan dibantu tim dari Puskesmas. Sehingga total ada 1.167 pasukan yang bergerak di wilayah se-Kota Bogor.

Bima menjelaskan, tugas Tim Lacak adalah melakukan pelacakan kasus konfirmasi positif, melakukan assessment kemampuan isolasi mandiri di rumah, memfasilitasi rujukan penderita Covid, memfasilitasi rumah isolasi untuk ODP dan OTG.

Sedangkan tugas Tim Pantau adalah melakukan pemantauan keluhan kesehatan penderita ODP dan OTG yang isolasi mandiri di rumah, memantau disiplin warga yang ODP dan OTG serta melaporkan perkembangan kepada petugas surveilans Puskesmas dan RW Siaga.

“Jalur koordinasi itu diatur lebih rapi lagi. Mulai orang itu diketahui hasil laboratoriumnya terkonfirmasi positif, itu harus apa yang dilakukan. Setelah itu diaktivasi Tim Lacak. Tim lacak ini melakukan pendalaman sehingga dari satu yang positif itu bisa dikembangkan sejumlah ODP dalam dua kali 24 jam. Begitu satu orang positif, maksimal kita harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin ODP, sedetail mungkin,” beber Bima.

“Begitu dapat ODP, dialihkan ke Tim Pantau. Tim Pantau inilah yang melacak tim ODP selama 14 hari dengan prosedur yang ditetapkan. Dan semuanya dimasukan ke data aplikasi. Jadi data ODP, OTG dan positif itu di input. Kita membangun sistem di sini,” tambahnya.

Terkait kelembagaan Detektif Covid, untuk Tim Lacak tingkat kecamatan terdiri dari Kecamatan, Korwil Puskesmas, Koramil, Polsek dan unsur Masyarakat. Untuk Tim Lacak tingkat kelurahan terdiri dari Kelurahan, Korwil Puskesmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan unsur masyarakat. Sementara Tim Pantau terdiri dari kader RW Siaga.

Menurut Bima, strategi yang dinilai dalam menghadapi Covid ini adalah melakukan mitigasi infeksi, tes masif, dan memastikan protokol kesehatan diterapkan di masyarakat.

“Strategi yang paling efektif sekarang adalah melakukan pelacakan semaksimal mungkin. Jadi lebih baik ketahuan (positif Covid-19) daripada tidak ketahuan. Kita kan bukan sedang mengutak-atik angka. Kita ingin menyelamatkan manusia. Kalau utak-atik angka seperti itu ya tidak usah kita melakukan apa-apa, tidak usah swab, pasti angkanya akan rendah terus. Tapi nanti orang yang meninggal semakin banyak,” tandasnya.

Di tempat terpisah, Camat Bogor Timur, Wawan Sanwani mengatakan, Detektif Covid di wilayahnya sudah siap menjalankan tugas berkaitan dengan Covid-19. Di Kecamatan Bogor Timur sudah terbentuk dengan Tim Lacak masing-masing beranggotakan lima orang yang terdiri dari Kecamatan, Korwil Puskesmas, Koramil, Polsek dan unsur Masyarakat.

“Begitulah juga unsur yang sama di tingkat kelurahan. Untuk tim pemantau sendiri satu RW Siaga satu orang. Intinya sudah terbentuk semua dan kita siap menjalankan tugas berkaitan dengan Covid-19 ini,” kata Wawan.

Dijelaskan olehnya, Tim Lacak akan mengidentifikasi dan menganalisis tentang kasus ODP, PDP, OTG ataupun terkonfirmasi positif. Selain menganalisa, tim ini juga melakukan tracking berkaitan dengan interaksi, tempat dirawatnya hingga isolasinya.

“Setelah ada assessment selanjutnya oleh Tim Pantau. Misalnya, ada warga isolasi mandiri di rumahnya itu dilakukan pemantauan selama 14 hari. Ini (pemantauan) juga dilakukan melalui handphone karena beresiko jika berkomunikasi secara langsung,” paparnya.

Kata Wawan, berdasarkan data Dinkes ada dua kelurahan di wilayahnya, yakni Baranangsiang dan Katulampa masuk zona merah. Sedangkan untuk Kelurahan Tajur, Sindangrasa dan Sukasari menunjukkan sudah zona putih, artinya data ODP, PDP, OTG dan terkonfirmasi positif tidak ada di wilayah tersebut.

“Kita semua berharap di Baranangsiang dan Katulampa bisa berkurang hingga tidak ada (kasus positif). Untuk kelurahan lain tetap bertahan di angka nol. Kalau pun sudah tidak ada, kita semua harus tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan,” ucap Wawan. (*/Hrs)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *