Peduli Itu Tidak Harus Menunggu Kita Mampu

Kekayaan seyogianya tidak melupakan kemiskinan dan kesenangan selayaknya tidak melupakan kesusahan. Hanya dengan cara mengingat itu semua, siapapun bisa bersukur atas karunia Tuhan yang diberikan kepadanya dan dinikmatinya sekarang. Itulah yang disadari seorang pengusaha. Di tengah berbagai kesulitan masyarakat akibat pandemi ini, Ia gelisah. Ketika makan, dirinya sering bertanya-tanya, apakah orang-orang lain di luar sana juga bisa menikmati makan seperti dirinya? Ketika itulah hatinya tergerak untuk membantu orang-orang yang kesulitan.

Ia yang pernah menetap di wilayah Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, teringat kepada para tetangganya dulu. Kemudian April lalu ia pun menyerahkan beras untuk dibagikan ke warga di Kelurahan Menteng yang memerlukan bantuan. Rupanya bukan hanya dia seorang yang tergerak hatinya untuk mengulurkan bantuan. Sedikitnya di 4 RW dari 20 RW yang ada di wilayah Kelurahan Menteng, warga saling bahu membahu menghimpun dan menyalurkan bantuan. Sampai saat ini kegiatan berbagi bahan makanan untuk warga yang kesulitan terimbas pandemi corona, masih tetap berlangsung.

Menurut Lurah Menteng, Siswanto, sebagian warganya memulai kegiatan berbagi dengan cara menyediakan bahan makanan dan sayuran di rumah masing-masing. Mereka menggantungkan paket bantuan itu di pagar rumah atau dengan menyediakan meja khusus. Lalu mempersilakan orang-orang yang membutuhkan untuk mengambilnya. Cara itu ditempuh karena di tengah pemberlakuan PSBB, paket bantuan tidak bisa dibagikan secara langsung. Apalagi dengan cara mengumpulkan banyak orang.

Melihat fenomena sosial seperti itu, Siswanto ikut tergerak untuk mengelolanya menjadi sebuah gerakan sosial kemanusiaan di wilayahya. Ia mulai mengkoordinasikan kegiatan tersebut, dengan tujuan menjaga supaya penyaluran bantuan bisa berlangsung lebih merata dan tepat sasaran.

“Alhamdulillah sampai sekarang di empat RW itu masih berlangsung pembagian paket bantuan,” katanya.

Setiap pekan, mulai hari Jumat sampai dengan Minggu, di RW 3, RW 10, RW 14 dan RW 18, penyaluran paket bantuan dilakukan secara bergiliran. Jumlah paket yang dibagikan berkisar antara 100 sampai dengan 180 paket.

“Setiap paket berisi sayuran selain beras, telur, daging ayam dan lain-lain,” lanjutnya.

Dengan jadwal seperti itu, nyaris setiap akhir pekan ia menunda urusan keluarganya untuk mendampingi warga pada pembagian paket.

“Ya saya hanya bisa berkorban waktu dengan ikut menyaksikan pendistribuan paket bantuan di keempat RW tersebut,” katanya.

Ia menilai itulah kontribusi dirinya sebagai pimpinan wilayah kelurahan. Kontribusi itu dirasa belum seberapa nilainya dibanding kontribusi dari mereka yang telah berbagi harta dan rasa kepeduliannya. Tidak hanya dirinya yang berkontribusi seperti itu. Di keempat RW ini memang tidak semua warganya tergolong mampu secara ekonomi.

“Tetapi mereka tetap berkontribusi dengan menunjukan kepeduliannya kepada sesama. Mereka selalu aktif dalam kegiatan sosial ini, mulai dari mengemas paketnya dan membantu distribusinya,” tutur Siswanto.

Mereka yang bersikap seperti itu memiliki prinsip yang inspiratif bagi siapapun. Mereka mengatakan,

“Peduli itu tidak harus menunggu kita mampu (kaya), tetapi yang penting adalah mengelola hati kita untuk bisa tergerak dan mau membantu mereka yang memerlukan bantuan,” Kata-kata dari seorang warganya ini yang terngiang-ngiang diingatan Pak Lurah muda ini. Itulah yang membuatnya tetap termotivasi untuk mendukung dan meneruskan gerakan sosial kemanusiaan di wilayahnya.

Kelancaran gerakan ini, memang bukan hanya memerlukan materi, melainkan juga dukungan non materi. Antara lain tenaga untuk mengemas paket dan mendistribusikan paket bantuan secara langsung ke rumah mereka yang memerlukan. Selain para orang-orang lanjut usia, penyerahan paket bantuan langsung juga diperlukan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Salah satu yang unik dari gerakan ini, di salah satu RW, yang sangat aktif berperan adalah para bapak-bapak. Mereka bergerak mulai dari belanja, memilih barang-barang yang diperlukan, membungkus paket sampai dengan mendistribusikannya. Namun demikian pada akhirnya kaum ibu ikut bergerak dengan koordinasi Tim Penggerak PKK Kelurahan Menteng.

Demikian lancar dan konsistennya gerakan ini, membuat Wali Kota Bogor, Bima Arya dan juga Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim beberapa waktu yang lalu secara bergiliran menyempatkan diri untuk menengok kegiatan ini.

“Alhamdulilah beliau-beliau sudah sempat berkunjung dan itu menjadi tambahan semangat dan motivasi bagi warga untuk melanjutkan gerakan ini,” kata Siswanto.

Demikian pula dengan Camat Bogor Barat, Juniarti Estiningsih yang rajin memantau dan menghadiri setiap kegiatan berlangsung.

“Beliau juga tak luput sering ikut memberikan bantuan bahan-bahan pangan,” lanjutnya.

Begitulah adanya, sesuatu yang keluar dari hati yang bersih akan mampu membuat hati orang lain terpesona. Sebuah hati manusia yang bergerak dengan tujuan baik, akan mampu pula menggerakan hati orang lain untuk melakukan langkah yang sama. Semoga begitu adanya. (Advertorial)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *