BOGORONLINE.com, Bogor Selatan – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bogor melalui UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) dan Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC Hipmi) Kota Bogor melakukan kerja sama dalam program pekerja handal akselerasi ekonomi.
Menandai kerja sama tersebut kedua belah pihak melaksanakan penandatanganan nota kerja sama di UPTD BLK, pada Jumat (27/8/2021). Kepala Disnaker Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya bersama untuk menciptakan calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri di Kota Bogor.
“MoU (Memorandum of Understanding) Disnaker dengan HIPMI Kota Bogor ini terkait ketenagakerjaan. Bagaimana nanti kita bisa memenuhi kebutuhan industri di Kota Bogor dengan calon tenaga kerja. Kita harus sinkronkan pekerjaan dengan yang dibutuhkan industri,” kata Elia didampingi Kepala UPTD BLK Kota Bogor, Enjang Nurjaman.
Ia lanjut menjelaskan, bahwa calon tenaga kerja nantinya akan dibekali dengan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri. Di kesempatan ini, Elia mengucapkan terimakasih dengan kehadiran Hipmi dan bentuk kerja sama yang dilakukan ini merupakan hal baru di Kota Bogor.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama ini kedepannya terkait ketenagakerjaan bisa dimaksimalkan dan memfasilitasi calon tenaga kerja di Kota Bogor. Yang jadi tuntutan industri saat ini adalah kompetensinya. Jadi dalam pelatihan dengan Hipmi terkait etos kerja, disiplin kerja yang perlu kita tingkatkan,” kata Elia.
Menurut Elia, kegiatan kerja sama akan maksimalkan mulai tahun ini dengan secara bertahap menyusun langkah strategi untuk kedepan. “Karena targetnya menyediakan tenaga kerja yang berdasarkan kompetensi dan ini tidak mudah butuh waktu. Ini bagian dari persiapan untuk target tahun 2022,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Ketua DPC Hipmi Kota Bogor, Zulfikar Priyatna menjelaskan, bahwa output dari program ini diharapkan proses pencari kerja sampai dapat kerja menjadi lebih mudah. Dari data sendiri, ia melihat peluang kerja itu banyak di Kota Bogor.
Setelah penandatanganan ini, Zulfikar mengatakan, untuk langkah awal akan membuat pelatihan bagi peserta yang mencakup soft skill sebagai keterampilan umum dan dilanjutkan dengan tambahan hard skill untuk kemampuan spesifik sebuah pekerjaan.
Lebih lanjut kata dia, untuk peserta nanti bisa dari lulusan yang pernah ikut di BLK, juga umum ataupun lulusan SMK. Sebelumnya, pihaknya juga akan melihat kemampuan dari peserta sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
“Nanti kita juga akan melihat peserta yang mendaftar skill-nya itu cocok tidak dengan kebutuhan dunia usaha, karena yang pegang data dunia usaha kita. Jika setelah dicek ternyata ada kesenjangan maka program ini yang akan kita luncurkan dengan kerja sama pelatihan di BLK. Hipmi fungsinya sebagai mitra untuk menjembatani dengan dunia usaha,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, dikatakan Zulfikar, ada beberapa pihak yang terlibat selain Hipmi, BLK, juga ada akademisi dan pengusaha. Bahkan, pihaknya akan memonitor perkembangan peserta setelah pelatihan.
“Jadi setelah dilatih program ini akan dimonitor dan kita bantu fasilitasi dengan mencari data dari jaringan Hipmi. Jika masih tidak keterima, kita akan lacak apa penyebabnya. Sehingga program ini diharapkan terus bergulir dengan bentuk program-program yang berbeda-beda sesuai temuan masalah di lapangan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, bahwa kerja sama ini salah satunya itu didasari dari melihat calon pekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dunia industri. Untuk itu, mereka harus memiliki kemampuan spesifik yang dibutuhkan sebuah pekerjaan.
“Menurut kita, SMK harus lebih spesifik, benar-benar punya keahlian yang memang bisa bersaing dengan lulusan pendidikan lebih tinggi. Kekurangan ini yang akan diisi BLK dari hasil masukan-masukan organisasi, lembaga, dunia usaha yang real di lapangan,” kata Zulfikar. (Hrs)