Citeureup – Toko sembako di Citeureup menambah derita masyarakat dan pedagang kecil dengan menggunakan sistem kawin minyak goreng.
Salah satu pedagang kecil, IK menyampaikan, sistem kawin minyak goreng ini merupakan sistem yang mana toko sembako menawarkan harga minyak curah yang lebih murah dengan syarat harus mengambil barang lain yang tidak dibutuhkan pembeli.
“Seperti kita beli minyak 16kg, namun harus beli atau dipaketkan dengan Tea Jus 8 (bungkus) atau kadang dipaketkan dengan barang apa aja yang jarang laku juga di warung kita,” kata IK saat membeli minyak goreng curah di toko daerah pasar Citereup, Senin (28/3).
Menurutnya, ia mengaku lebih memilih toko yang tidak menggunakan sistem kawin meski memiliki harga yang lebih tinggi.
“Harganya di sini cuman Rp17 ribu, cuma kalau di sini ga dikawinin kalau disebelah, harganya beda 400 perak (lebih murah) tapi harus dikawinin sama yang lain,” katanya.
“Karena kalau barang kawinannya ga laku, ya sama sama aja ga untung,” lanjutnya.
IK menyebut, harga minyak goreng curah di Citeureup masih terbilang murah walaupun ketersediaan minyak goreng curah di pasar Citereup tidak selalu ada.
“Memarin saya seminggu cuma dapat sekali di sini, hari kemarin dapet sore dapet 20 kilo. Harga beli Rp17 ribu, saya jual lagi Rp19 ribu. Tapi Kalau buat tukang gorengan jadi Rp18,5 ribu perkilo,” katanya.