Ciampea – Sejumlah komunitas penggiat karinding se-Bogor Raya melakukan silaturahmi kebudayaan di kawasan Karts Gunung Kapur, Ciampea.
Silaturahmi kebudayaan bertemakan ‘Ruang Riung Reang Karinding’ itu bertujuan untuk menyatukan seluruh para pegiat Karinding dan seniman musik tradisional yang ada di Kabupaten dan kota Bogor.
“Tak hanya karinding, tapi ada juga, alat musik tradisional yang dikobalorasikan dengan alat musik Kontemporer. Bahkan, pementasan Debus pun ada,” kata Ketua pelaksana, Egi Abdul Mugni, Minggu (28/8).
Ia menyebut, Ruang Riung Reang Karinding perdana ini juga dalam rangka merawat kebersamaan para seniman dan budayawan yang ada di Kabupaten dan Kota Bogor. Sebab, ia menilai, pemerintah daerah belum maksimal dalam merawat para seniman dan budayawan yang ada di kota dan Kabupaten Bogor.
“Tujuan intinya silaturahmi, sebab kita tidak bisa mengandalkan kehadiran pemerintah yang acuh terhadap keberadaan para seniman dan budayawan,” ujarnya.
“Mudah-mudahan kedepan bisa lebih ramai dan lebih guyub lagi, agar budaya dan kesenian tradisional bisa terus kita jaga hingga generasi yang akan datang,” lanjutnya.
Sementara, perwakilan Karinding Bogor Hudang (KABOGOH), Asep Sopian Aziz alias mulder mengaku, acara silaturahmi kebudayaan ini merupakan bentuk kepedulian para seniman Karinding yang ada di Bogor. Sebab, kata dia, ramainya acara itu disupport oleh komunitas Karinding dan supporter yang peduli terhadap kebudayaan.
“Ini murni acara kolektif. Berjalannya acara ini karena Kesadaran dulur-dulur yang ada di Bogor maupun luar daerah Bogor yang peduli terhadap kebudayaan Sunda. Kita patungan untuk acara se mewah ini,” ujar Mulder yang juga inisiator Ruang Riung Reang Karinding.
Ia berharap, dengan kekompakkan para seniman musik tradisional ini, mampu mengangkat kembali kebudayaan yang ada di Bogor.
“Harapan saya, dengan berlangsung acara ini, menjadi awal mula kebangkitan kesenian tradisional dan kebudayaan yang sudah mulai dilupakan oleh para generasi saat ini,” paparnya
Di lokasi yang sama, ketua Relawan Indonesia Pembela Alam (RIMBA) Eko Wiwid menyampaikan bahwa dirinya mengapresiasi dan mendukung kegiatan Reang Riung Reang Karinding yang digagas oleh para seniman dan penggiat Karinding Se-Bogor, di Kawasan Karst Gunung Kapur Ciampea.
“Ini merupan bagian dari upaya pelestarian dan menjaga kawasan karst Gunung Kapur Ciampea yang memiliki banyak potensi ekologi, budaya dan potensi ekowisata yang bisa meningkatkan baik pengetahuan maupun potensi ekonomi yang berbasis ekowisata,” paparnya.
Menurutnya, karinding bisa menjadi media atau corong kampanye upaya penyelamatan lingkungan dan pelestarian situs sejarah yang ada di Kawasan Gunung Kapur Ciampea.
Hal serupa disampaikan seniman Karinding, Jajang Ahyad Hapidin alias Bojay. Ia mengaku acara Ruang Riung Reang Karinding ini merupakan acara pertama yang ada di Bogor. Sehingga, ia mengajak para seniman dan budayawan agar turut membesarkan silaturahmi Ruang Riung Reang Karinding ini ke kancah provinsi dan nasional dalam rangka merawat kesenian daerah.
“Para seniman Sunda memiliki keresahan yang sama, jadi tidak menutup kemungkinan acara ini bisa kita agendakan kembali dengan Ruang yang lebih luas, baik tingkat provinsi maupun se-Nusantara. Sebab, di Indonesia hampir semua daerah memiliki alat musik tradisional serupa dengan Karinding,” tukas Bojay yang juga merupakan inisiantor Ruang Riung Reang Karinding.