BOGORONLINE.com – Forum Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Bogor, Rembug Kreatif (REKA) Bogor berkolaborasi dengan PT Bank Mizuho Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DinKUKMdagin) menggelar pelatihan literasi dan inklusi keuangan kepada 50 pelaku UMKM Bogor di auditorium gedung Bogor Creative Center (BCC) Kota Bogor.
Ketua Umum Rembug Kreatif (REKA) Bogor, Georgian Marcello menjelaskan, pointer kegiatan literasi dan inklusi finansial – program Rekanan Bangkit adalah program dari REKA Bogor sebagai forum ekonomi kreatif Kota Bogor yang mengkolaborasikan pemangku kepentingan hexa-helix dalam kota, khususnya institusi finansial, pemerintah dan UMKM – Kreatif dengan tujuan untuk meningkatkan perputaran ekonomi dalam masyarakat.
Menurut Georgian, pelaku ekonomi kreatif ada tiga jenis. Pertama, adalah pelaku usaha, sedangkan yang kedua komunitas, dan ketiga pekerja kreatif. REKA Bogor mewadahi ketiga pelaku usaha tersebut dan salah satu program untuk pelaku usaha ini adalah literasi dan inklusi keuangan.
“UMKM itu kan klasifikasi usaha tapi kebanyakan itu yang mikro. Nah, yang mikro itu kadang-kadang literasi keuangannya masih kurang. Ini yang kita bantu supaya dia bisa naik dari mikro ke kecil nanti dari kecil ke menengah. Makanya disebutnya UMKM naik kelas,” kata Georgian, Selasa (6/6/2023).
Adapun tujuan dari pelatihan ini, terang Georgian, untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM-Kreatif. Hal ini, dilaksanakan untuk menambah kepercayaan institusi keuangan dan mengurangi resiko dengan menunjukkan pembukuan yang dapat dipresentasikan dengan baik.
Ia menambahkan poin-poin yang dibahas dalam pelatihan, yakni kenapa pengusaha harus paham finansial, materi penjelasan tentang literasi finansial, pembukuan keuangan dengan digitalisasi finansial, dan benefit terkait akses permodalan usaha dengan digitalisasi finansial.
“Ada 50 pelaku UMKM di antaranya UMKM kuliner, fashion dan kriya yang mengikuti pelatihan ini. 25 dari peserta adalah binaan Dinkukmdagin Kota Bogor, sedangkan 25 peserta lainnya peserta dari sosial media REKA. Unsur narasumber dari micro finance (pemodalan UMKM) dan pengusaha yang sudah berpengalaman,” paparnya.
Pada kuartal 3-4, REKA Bogor akan kembali menggelar program ini dengan PT Bank Mizuho Indonesia. “Dan harapannya misalkan sustain dan lancar di tahun depan kita bisa mengadakan program yang lebih baik dengan mereka dan ini bisa menjadi satu diplomasi besar hubungan antara Bogor dengan Jepang,” ujarnya.
Selain memberikan pelatihan, lanjut Georgian, para pelaku UMKM ini juga mendapat tablet EDC yang dilengkapi aplikasi Point Of Sales (POS) gratis dari PT Bank Mizuho Indonesia yang mendukung 100 persen kegiatan ini.
Tablet EDC sebagai alat perekam transaksi atau pencatatan keuangan secara digital, sehingga dapat mempermudah pembukuan keuangan.
“Jadi ini sudah digitalisasi dan lebih rapih. Tujuannya supaya para pelaku UMKM ini tidak perlu melakukan pencatatan keuangan secara manual. Kalau ada yang beli atau belanja bisa langsung print. Alat ini, bagi UMKM kecil akan menjadi satu langkah besar satu step awal untuk mereka bisa meningkatkan kapasitas keuangannya,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim secara simbolis menyerahkan tablet EDC yang dilengkapi aplikasi POS kepada para pelaku UMKM. Ia mengatakan upaya yang dilakukan ini untuk membuat UMKM naik kelas.
“Ini penting, kita ingin para pengusaha Bogor semakin hari semakin bagus, pengusaha mikro pun harus punya keinginan untuk naik kelas,” katanya.
Untuk bisa naik kelas, lanjut Dedie, tentu ada syarat dan prasyarat yang harus dipenuhi. Untuk itu Pemkot berupaya mendukung UMKM memenuhi kelengkapan tersebut sehingga ke depan pelaku usaha yang membutuhkan permodalan atau akses perizinan bisa lolos verifikasi.
“Dengan model pelatihan yang sekarang dilakukan diinisiasi oleh Reka didukung oleh Mizuho Bank terkait literasi digital keuangan ini perlu sehingga masyarakat lebih paham, sehingga tidak sulit untuk menyusun keuangan. Ditambah ini diberikan tablet dan aplikasinya secara gratis,” katanya.
Dalam meningkatkan kualitas UMKM untuk naik kelas, Pemkot Bogor telah membuat berbagai terobosan, mulai dari pembinaan terhadap UMKM, pembuatan sentra kuliner yang terintegrasi dengan fashion, aksesoris dan sebagainya.
“Sehingga pasar akan lebih mudah mencari pelaku ekraf, aksesnya lokasi mudah dan akses digitalnya pun mudah. Untuk platform digital kita juga sudah membuat berbagai platform yang tujuannya untuk mempermudah UMKM,” katanya. (Hrs)