Caringin, BogorOnline.com – Mohammad Adang Kurniawan (55 tahun) bersama 25 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Garuda Ngupuk giat mengolah lahan seluas 20 hektar di Kampung Gunung Batu, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Hal itu seperti bagaikan, Garuda yang sedang mengembangkan sayap mereka terus bersemangat mengembangkan tanaman produktif seperti jambu kristal, pala, talas, singkong, pisang yang digarap dengan sistem pertanian ramah lingkungan. Selain itu, dengan melibatkan Kelompok Wanita Tani, juga ditumbuh-kembangkan sayur mayur, cabe, tomat, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Hasil ladang berupa talas, singkong, dan pisang selanjutnya diolah Kelompok Tani Garuda Ngupuk menjadi keripik renyah nan gurih. Keripik itu dikemas dalam kemasan biasa yang dipasarkan ke warung-warung dan kemasan premium untuk dijual di resto atau cafe,” tutur Ketua Kelompok Tani Garuda Ngupuk Mohammad Adang Kurniawan kepada wartawan dilokasi, Jum’at (4/8/23).
Ia menjelaskan, dalam sebulan mereka dapat mengolah hampir satu ton talas, singkong, dan pisang. “Dari situ, alhamdulillah hasil penjualan keripik ini dapat menunjang kebutuhan ekonomi keluarga kami masing-masing. Ini hal yang menarik dari pertanian yang dikembangkan di Kampung Gunung Batu ini. Kami giat bercocok tanam dan memperoleh penghasilan tambahan dari hasil tani itu,” tambah Adang.
Hingga sampai saat ini, sambungnya, pabrik AQUA Caringin bersama mitra pelaksana Yayasan Dharojatul Qolbu telah menanam sekitar 600 pohon produktif di Kampung Gunung Batu, Tangkil, Kecamatan Caringin, dengan melibatkan masyarakat setempat.
Selain itu juga, telah dibuat 200 lubang resapan (rorak), 2 sumur resapan, dan 1 kolam resapan (waterpond) yang sekaligus digunakan untuk mengalirkan air bersih kepada 120 keluarga di Kampung Gunung Batu, Caringin.
‘’Semuanya itu, merupakan program konservasi Pabrik AQUA Caringin untuk melestarikan sumber daya air di daerah resapan air di lereng Gunung Gede Pangrango secara berkelanjutan. Program konservasi yang melibatkan kelompok tani setempat ini bukan hanya sibuk menanam pohon semata, melainkan bagaimana memberdayakan para petani agar memperoleh penghasilan dari apa yang mereka tanam. Mereka diarahkan untuk mengolah hasil tani menjadi produk UMKM berupa keripik talas, singkong, dan pisang yang renyah dan gurih yang siap dijual dan siap bersaing dengan produk sejenis di pasaran,’’ jelas Stakeholder Relations Pabrik AQUA Caringin Jaka Sunarna.
‘’Kelompok tani itu pun mendapatkan pembinaan bagaimana melakukan pengemasan yang baik, higienis, dan menarik perhatian. Juga bagaimana melakukan promosi dan pemasaran produk UMKM dengan selayaknya,” tambah Jaka Sunarna.
Itulah model konservasi berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat. Konservasi terus dijalankan secara berkelanjutan untuk merawat bumi dan melestarikan lingkungan.
“Namun kita perlu melakukan kegiatan lain agar masyarakat terus bersemangat untuk menjalankan program konservasi itu. Yang penting untuk masyarakat adalah memperoleh manfaat ekonomi secara langsung melalui program konservasi itu,” tutur Hamim Jajili, pendamping Kelompok Tani Garuda Ngupuk dari Yayasan Dharojatul Qolbu.
“Dalam hal ini para petani di Kampung Gunung Batu ini memperoleh penghasilan tambahan melalui hasil penjualan keripik talas, singkong, dan pisang, selain dari penjualan hasil tani lainnya,” tutur Hamim.
Pelestarian alam Kampung Gunung Batu ini terus berlangsung selaras dengan upaya untuk mengembangkan produk UMKM secara lebih luas.
“Memang konservasi berbasis pengembangan ekonomi masyarakat di sini dilaksanakan dalam beberapa tahapan dengan memperhatikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang untuk masyarakat serta alam sekitarnya. Yang penting adalah bagaimana melalui program ini alam tetap lestari, ketersediaan air tetap terjaga, dan masyarakat jadi sejahtera,” pungkas Kepala Pabrik AQUA Caringin Teguh Santoso Sumringah.