Cibinong – bogoronline.com – Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhendi yang akrab disapa Jaro Ade mengatakan seluruh program pertanian di Kabupaten Bogor harus meniru dan mendukung program pertanian yang telah digagas Anggota Komisi IV DPR RI Ichsan Firdaus. Permintaan itu ditegaskan Jaro Ade dalam pidato sambutan acara Arisan Sapi Pasundan dan Panen Jagung perdana di Desa Argapura Kecamatan Cigudeg, Rabu 9 Maret 2016 kemarin.
“Saya minta kepada ibu Kadistanhut Bu Nuriyanti, BKP5K dan Disnakan, agar mendukung program pertanian yang telah digagas Pak Ichsan Firdaus ini. Saya sangat setuju dan mendukung program penyelamatan Sapi Pasundan dan penanaman jagung hibrida ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Jaro Ade.
Jaro Ade menjelaskan sebagai anak petani dirinya turut serta dalam menyukseskan program pertanian yang digalang oleh Ichsan Firdaus. Apalagi program itu sangat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan sistem bagi hasil sebesar 70-30.
“Dengan sistem bagi hasil 70 persen untuk petani dan 30 untuk pengelola ini sangat menguntungkan. Sebagai anak petani saya turut merasakan apa yang dirasa oleh petani,” ujarnya.
Dengan sistem tersebut, Jaro Ade juga mengintruksikan kepada seluruh kepala desa untuk tidak lagi senang menjual lahan tidur di wilayahnya. Bahkan dia juga berjanji untuk mengumpulkan seluruh kepala desa untuk menyukseskan program sapi pasundan dan jagung.
“Seluruh kepala desa saya minta untuk tidak lagi senang menjual tanah yang ada di desanya. Lebih baik lahan tidur itu diolah dan dikembangkan dengan program penanaman jagung bersamaan dengan arisan sapi pasundan. Ini jelas lebih menguntungkan bagi warga desa dan kepala desa sendiri. Makanya saya minta agar seluruh kepala desa di Kabupaten Bogor untuk ikut serta dalam program arisan Sapi Pasundan dan jagung ini,” tegas Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor yang pernah menjabat Kepala Desa Cileuksa Kecamatan Sukajaya selama 2 periode ini.
Imbauan Jaro Ade ini juga didasarkan atas terjaminnya ketersediaan pasar bagi para petani jagung karena sudah menggandeng Bulog pusat sebagai mitra kerja penanaman jagung. Selama ini Bulog sebagai penjaga stabilitas harga di pasaran, memiliki obligasi untuk menyerap produk lokal yang telah dihasilkan petani.
“Persyaratan bahwa jagung yang ditanam adalah jagung bersertifikat juga dijalankan sehingga bobot jagung yang dipanen sangat layak untuk diserap Bulog,” imbuhnya.
Terkait dengan Sapi Pasundan yang kini mulai menyusut karena terjangan sapi impor yang diterapkan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, membuat populasi sapi lokal kian langka. Oleh karena itu perlu keseriusan dari pemerintah dalam menggalakkan program penyelamatan Sapi Pasundan yang dilakukan Ichsan Firdaus. Semua akademisi harus terlibat dalam penyelamatan populasi sapi asli Jawa Barat ini.
“Jadi saya minta juga ke kepala dinas peternakan dan perikanan supaya jangan pernah absen dalam setiap rapat-rapat yang dilakukan Pemprov Jabar dalam kaitan sapi Pasundan ini. Bu Farikah mana? Nggak datang ya? Sayang sekali. Saya dengar Cuma Kadisnakan Kabupaten Bogor yang absen dalam setiap pertemuan terkait sapi Pasundan ini. Padahal semua Kadisnakan kota dan kabupaten se-Jawa Barat hadir dan serius mengikuti tahapan program Sapi Pasundan ini. Jangan kelayapan yang nggak jelas ya bu,” kata Jaro Ade yang menyindir Kadisnakan Siti Farikah yang absen dalam pertemuan itu dan hanya mengutus Kepala Bidang Peternakan Ramilah.
Jaro Ade menambahkan, informasi yang diperolehnya soal Sapi Pasundan sebenarnya adalah hewan endemik di tanah Pasundan dan penyebarannya di Jawa Barat. Hanya saja sejak kemerdekaan kepedulian terhadap Sapi Pasundan ini sangat minim.
“Kita hanya mengandalkan sapi impor. Padahal kualitas daging Sapi Pasundan ini sangat unggul dan berkelas dunia karena teksturnya yang lebih lembut tanpa serat dan tanpa kolesterol. Makanya bersama Ichsan Firdaus, sapi Pasundan ini harus kita selamatkan bersama,” tandasnya. (Heri)