Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Fatsun diartikan sopan santun, etika, sementara fatsun politik adalah etika politik.
Karakter atau etika akan berbicara lebih dulu dan lebih fasih daripada kata kata. Hidup ini akan selalu dihadapkan pada pilihan. Memilih berpegang teguh pada etika atau melepaskan diri dari etika seraya menjunjung kepentingan, baik kepentingan diri, keluarga atau kelompok. Etika, masuk kedalam ranah spiritual yang abstrak. namun akan sangat melekat menjadi pendirian dan sikap seseorang. Terlebih pada pemimpin yang posisinya ada didepan atau diatas yang terlihat sangat jelas. Integritas atau etika seorang pemimpin menjadi modal pertama dan utama untuk bisa dipercaya dan diakui. kurang atau lemahnya integritas atau etika maka dengan sendirinya kepercayaan dan pengakuan pun akan mengurang dan melemah, apalagi integritas atau etika itu hilang, hilanglah semua pengakuan dan kepercayaan.
Fatun politik (etika politik) semestinya menjadi payung atau alas dimana pandangan, pendirian, dan sikap seorang pemimpin atau calon pemimpin bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Fatsun politik (etika politik) dimaksud, kini tergerus habis dan hilang ditelan kepentingan diri, keluarga dan kelompok. Politik kini digerakan oleh naluri liar yang licik, culas dan serakah. dan ironinya, rakya menikmatinya hanyut dan mengikuti arusnya. Demokrasi atau kegiatan politik kita kini berada dalam arus yang kotor yang akan membawa bangsa-negara ini pada muara kehinaan, Karena tidak ada keburukan yang akan membawa kebaikan.
Apalagi yang bisa didengar dan diikuti ketika fatsun politik tidak lagi mengarahan dan mengendalikan politikus. kecuali memang kita buta dan lumpuh tidak tahu dan tidak bisa lagi berbuat apa apa. (*/)