Dua ‘King Maker’ Pilkada Kabupaten Bogor, Pertarungan Pilpres Kembali Terulang?  

Cibinong – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor mulai mengerucut pada dua poros; poros Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi alias Jaro Ade yang sama-sama punya hasrat tinggi menjadi Bupati Bogor.

Dua poros ini terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah pihak, baik partai politik, tokoh agama, para pemuda, disabilitas dan lainnya yang bisa dimanfaatkan menjadi suara nantinya.

Tarik-ulur koalisi partai politik terus dimainkan oleh pimpinan partai politik tingkat Kabupaten Bogor. Meski keputusan ada di pengurus tingkat Pusat, namun kondisi daerah tentu akan disampaikan oleh mereka yang ada di daerah, termasuk potensi menang Pilkada dan menang keuntungan gabung koalisi.

Di setiap kontestasi pemilihan eksekutif baik presiden maupun kepala daerah, selalu ‘disetir’ oleh keputusan koalisi, pemodal, dan King Maker alias pengatur peta politik yang didengar suaranya.

Dalam politik, King Maker ini merupakan sosok yang sudah hafal dan matang terhadap medan politik yang akan ditempuh. King Maker selalu memiliki latar atau sejarah pada daerah tersebut, sehingga ia mampu memetakan kemenangan ataupun potensi kekalahan sebelum pertarungan terjadi.

Tak hanya itu, King Maker biasanya memiliki basis massa yang cukup dan terjamin untuk bisa diandalkan saat dibutuhkan. Sehingga, King Maker biasanya menawarkan kekuatan yang cukup dalam memenangkan kontestasi, sehingga para kontestan ‘tunduk’ pada ‘tekunjuk’ yang dimilikinya.

*Dua King Maker Pilkada Kabupaten Bogor*

Bakal calon Bupati Bogor, Rudy Susmanto ‘hampir’ melawan kotak kosong dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Bogor. Sebab, ia telah ‘deal’ dengan mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin yang dikenal sebagai sosok yang memiliki massa untuk mendorong Rudy Susmanto menang di Pilkada. Rachmat Yasin sebagai King Maker ini ‘deal’ dengan Rudy Susmanto dengan syarat istrinya menjadi wakil Bupati Bogor.

12 kursi Gerindra dengan tambahan kursi 6 PPP (dari Rachmat Yasin) sudah melebihi syarat minimal dukungan Calon Bupati dan wakil Bupati Bogor di Pilkada Kabupaten Bogor. Partai koalisi lainnya yang masuk ke Rudy Susmanto hanya jadi penambah dengan ‘deal-dealan’ yang sudah disepakati dengan Rudy Susmanto.

Kondisi tersebut membuat Jaro Ade hampir putus asa, karena di tengah belum adanya rekomendasi yang pasti dari partai Golkar, Jaro Ade dihimpit oleh kurangnya dukungan kursi untuk maju di Pilkada. Sebab, meski Jaro Ade diberikan surat tugas untuk maju di Pilkada, dirinya harus mencari berkoalisi karena Golkar hanya memiliki 7 kursi sementara syarat minimal yakni 11 kursi dukungan DPRD Kabupaten Bogor untuk maju sebagai Calon Bupati dan wakil Bupati Bogor.

Politisi NasDem, Asep Wahyuwijaya masuk sebagai King Maker kompetitor Rachmat Yasin. Asep Wahyuwijaya yang memiliki basis massa yang kuat dan terus bertambah di setiap kontestasi Pileg, meyakinkan Jaro Ade untuk maju di Pilkada Kabupaten Bogor.

Empat kursi NasDem bisa memenuhi syarat minimal dukungan. Sehingga, Golkar dan NasDem sudah 11 kursi untuk maju di Pilkada Kabupaten Bogor.

Deklarasi dukungan Asep Wahyuwijaya memperbaiki demokrasi Kabupaten Bogor yang hampir tidak ada calon pesaing Rudy Susmanto. Asep Wahyuwijaya alias Kang AW menginginkan demokrasi berjalan dengan baik dengan cara adanya lawan di Pilkada Kabupaten Bogor.

Loyalitas pendukung Asep Wahyuwijaya bisa dijadikan cambukan semangat untuk Jaro Ade. Sebab, loyalis Asep Wahyuwijaya selalu memberikan suara yang memuaskan di setiap Pileg, meski kabarnya hanya sedikit ‘amunisi’ yang Kang AW berikan saat kontestasi Pileg kemarin.

Meski begitu, hal itu membuktikan bahwa kinerja Kang AW sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dua periode langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga, Kang AW tidak perlu keluar banyak janji dan amunisi untuk memenangkan kursi DPR RI dalam satu kali pencalonan.

Kekuatan Asep Wahyuwijaya bisa dibilang sebanding dengan kekuatan Rachmat Yasin. Bahkan bisa lebih karena Kang AW tidak memiliki jejak yang buruk sepanjang ia mejadi seorang politisi.

Dua kekuatan King Maker ini bisa menjadikan kontestasi Pilkada Kabupaten Bogor semakin meriah dan sulit ditebak siapa pemenangnya.

*Pertarungan Pilpres Terulang*

Dua kekuatan King Maker ini akan mengulang kembali pertarungan Pilpres 2024 lalu. Rudy Susmanto sebagai salah satu komandan perang memenangkan Prabowo-Gibran Subianto di Kabupaten Bogor akan bertarung dengan Asep Wahyuwijaya yang memberikan suara banyak kedua untuk Anies-Muhaiman.

Bedanya, Jaro Ade yang semula mendukung dan memberikan suaranya kepada Prabowo Subianto, kini suaranya tentu akan disalurkan ke dirinya sendiri, bukan ke kader partai Gerindra yang memiliki Calon Bupati. Kekuatan dan popularitas Jaro Ade akan disatupadukan dengan yang dimiliki oleh Kang AW.

Sebaliknya dengan Rachmat Yasin, yang semula PPP mendukung Ganjar-Mahfud, kini suara dan massa nya akan diberikan ke anak partai Gerindra di Pilkada Kabupaten Bogor.

Bedanya, suara Ganjar-Mahfud tidak signifikan di Kabupaten Bogor. Sehingga, asumsinya, suara Rachmat Yasin tidak akan banyak berpengaruh pada suara Rudy Susmanto.

Untungnya, Peta politik Pilkada tidak berfokus pada partai yang mengusung, tapi pada sosok yang diusung dan mengusung. Sehingga, King Maker menjadi penentu menang atau tidaknya Calon Bupati dan wakil Bupati Bogor pada Pilkada Kabupaten Bogor.

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *