Rumpin – bogoronline.com – Nyamuk Aedes Aegypt, kembali menyerang warga Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin. Gara-gara gigitan nyamuk si pembawa virus demam berdarah, tiga warga desa ini, satu diantaranya anak-anak, terpaksa menjalani perawatan di Puskesmas setempat.
Untuk langkah antisipasi sekaligus membunuh dan memberantas sarang nyamuk yang memiliki tubuh belang-belang ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rumpin, kembali menggecarkan fogging atau pengasapan.
“Ya walau fogging ini tingkat keberhasilannya membunuh jentik dan nyamuk dewasa dibawah 100 persen, namun setidaknya langkah ini bisa mencegah timbulnya korban lebih banyak lagi,” kata petugas UPT Puskesmas Rumpin Yusuf Cucu Rusyana, Selasa (05/04).
Cucu mengatakan, tiga warga yang terserang virus DBD masing-masing bernama Suheli (28) Olis (21) serta terakhir anak usia 10 tahun bernama Namira. “Kondisi ketiganya kini mulai pulih, setelah menjalani perawatan di Puskesmas,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rumpin dr. Muhammad Irfan menegaskan, fogging hanya langkah terakhir untuk membunuh nyamuk dan jentik-jentiknya, menurut dia penggunaannya tak boleh sembarangan.
“Fogging tak boleh sering dilakukan, sebab akan membuat si nyamuk kebal dan makin ganas menyerang. Namun sayangnya ada sebagian warga yang belum paham,” ungkapnya.
Irfan mengatakan, langkah terbaik untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypt dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan tak membiarkan ada genangan air di sekitar rumah. “Nyamuk ini kan senangnya berkembang biak di tempat lembab yang ada genangan air, tempat yang menjadi sarang nyamuk ini yang harus kita bersihkan,” katanya.
Kepala Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL) dr. Kusnadi mengkhawatirkan kasus DBD pada tahun 2016 ini akan meningkat dibandingkan tahun 2015 lalu. Hal ini kata Kusnadi, disebabkan adanya siklus tiga tahunan. “Pada Januari tahun 2015, kasus DBD jumlahnya mencapai 280 kejadian dan jumlah yang meninggal dari Januari hingga Desember berdasarkan catatan kami ada 27 orang,” ungkapnya.
Kusnadi meminta daerah-daerah endemis penyakit ini, seperti Cibinong, Sukaraja dan Bojonggede, lebih waspada. “Di Kecamatan Cibinong, Kelurahan Ciri Mekar, menjadi wilayah yang paling rawan akan penyebaran penyakit ini,” katanya.
Selain Cibinong Raya, kata Kusnadi, beberapa kecamatan di wilayah timur Kabupaten Bogor, seperti di Cileungsi dan Klapanunggal masuk katagori rawan.
“Untuk tahun 2015 lalu, di Kecamatan Cileungsi jumlah kejadian DBD mencapai 44 kasus, kita berharap dengan tumbuhnya kesadaran warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, penyebaran penyakit ini bisa ditekan,”pungkasnya. (zah)