CIBINONG- Sebanyak 170 ribu rumah di Kabupaten Bogor belum memiliki sanitasi layak. Tidak layak karena mereka belum memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) memadai dan masih langsung menyalurkannya langsung ke sungai.
Kepala Seksi (Kasi) Sanitasi dan Air Limbah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bogor, Muji Lestari menjelaskan, masyarakat yang telah memiliki septic tank pun, jauh dari kata layak dan tidak memenuhi standar kebersihan.
“Septic tank yang tidak pernah penuh, justru patut dipertanyakan. Karena barangkali itu justru menyerap ke tanah dan mencemari air tanaha yang masih banyak dikonsumsi masyarakat,” kata Muji kepada BogorOnline.com, Selasa (13/12).
Pembuatan IPAL komunal pun terus digalakkan oleh DKP. Sejauh ini, telah ada 54 IPAL komunal di sejumlah kecamatan. Namun, itu masih jauh dari ideal, terutama pada wilayah-wilayah padat penduduk.
Muji berharap, adanya dua pabrik semen besar di Bumi Tegar Beriman, bisa mendukung pembuatan IPAL komunal lainnya, lewat bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kan ada pabrik semen. Kami berharap mereka bisa mengeluarkan CSR untuk IPAL. Karena kalau septic tank dekat dengan sumber air di rumah tentu jadi tidak layak konsumsi. Nah kalau ipal komunal lebih teroganisir dan efisien karena bisa menampung limbah-limbah dari beberapa rumah,” tukas Muji.
Kualitas sanitasi kabupaten bogor: ada 54 ipal ada juga yg belum punya wc. Itu terus didorong supaya masyarakat sadar. Dana ada misi dari kepala desa menggandeng semua stakeholder. Mau menggandeng csr. Belum ada dari pabrik semen. Pe.gennya di setiap.kawasan penduduk ada ipal yg baik karena bahaya buat air konsumsi.
Selain CSR, kepala desa juga bisa mengganggarkan pembuatan IPAL komunal itu dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes). “Desa kan sekarang punya Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD). Karena, DKP sendiri tidak akan mungkin mengcover semua. Maka seluruh stakeholder harus ikut bergerak,” cetus Muji. (cex)