CIPANAS-Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cianjur bersama Assyifa Institute menggelar acara Halaqoh Kebangsaan di Hotel Palace, Rabu (3/4). Hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Kabupaten Cianjur Choirul Anam, Direktur Assyifa Institute Budhy Setiawan, Sekretaris Jenderal Alumni Syuriah, M Najih ArromadLoni, dan sejumlah peserta dari berbagai kalangan serta mahasiswa Cianjur.
Ketua PCNU Kabupaten Cianjur, Choirul Anam menuturkan, lahirnya pemimpin-pemimpin Nasional itu memiliki dua amanat. Yakni amanat keumatan dan amanat kebangsaan. Dalam konteks kebangsaan ini, bagaimana supaya tetap mengokohkan ukhuwah islamiyah dan fathaniyah. Karena menjelang Pemilihan presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) ini, umat Islam itu seperti ada dua belahan.
“Jadi jangan sampai ukhuwah kita ini terpecah belah hingga seterusnya. Kalaupun misalnya ada, diharapkan hanya sebatas sampai selesai pemilu. Setelah itu, iya biasa lagi. Kita semua kembali mengokohkan ukhuwah islamiah umat,” kata Choirul Anam usai memberikan materi.
Ia mengatakan, dalam sistem ketatanegaraan Indonesia ini, tidak mengenal kelompok oposisi atau penguasa. Karena menurutnya, sudah jelas terkandung dalam Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya segala sesuatunya mesti dilakukan dengan musyawarah.
“Jadi, ketika adanya perbedaan pendapat itu merupakan keniscayaan. Karena calon pemimpin kedepan itu hanya ada dua. Jadi mau tidak mau, kita ini mesti memilih. Hanya bagi kita sebagai pemilih, gunakan saja hak pilihnya. Jangan sampai mengikuti perdebatan-perdebatan yang panas ini, sehingga menimbulkan hoax atau isu negatif,” paparnya.
Sementara, Direktur Assyifa Institute Budhy Setiawan mengatakan, dalam rangka mensyiarkan prinsip-prinsip Islam moderat atau Islam wasatiah, Asyifa Institute bekerjasama sepenuhnya mendorong kegiatan PCNU ini guna memberikan pemahaman terkait Pemilu yang sangat kentara sekali dalam dua Pemilu 2014 dan sekarang.
“Jadi isu-isu keagamaan dalam dua pemilu itu sangat mencuat. Padahal kalau kita lihat dalam Pemilu sebelum 2014, tidak ada persoalan dalam hal itu. Baik isu keagamaan maupun isu yang lain seperti sekarang, hingga menimbulkan hoax,” ujar Budhi.
Menurut Calon Legislatif DPR RI tersebut, dalam kajian Islam moderat ini, Asyifa Institute sering sekali mendorong sejumlah kegiatan yang terkait dalam pendidikan Islam serta acara-acara Nahdatul Ulama (NU) yang berhubungan dengan Islam moderat.
“Jadi pada intinya Islam moderat yang kita kembangkan dalam kajian di Asyifa Institute ini lebih kepada nilai-nilai atau kultur yang ada di Indonesia. Sehingga nilai Islam moderat ini bisa lebih muncul ke permukaan, bukan hanya isu di udara saja,” tuturnya.
Dengan adanya kerjasama di sejumlah PCNU yang ada di Jawa Barat ini, Budhi berharap, bisa memberikan pemahaman yang luas kepada umat muslim. Dengan bagaimana sebenarnya politik Pilpres dan Pileg ini bisa membawa keutuhan kebangsaan dan keutuhan keumatan bangsa.
Sekjen Ikatan Alumni Syuriah, M Najih ArromadLoni sangat mengapresiasi acara Halaqoh Kebangsaan ini. Menurutnya, acara-acara semacam ini penting untuk digelar sebagai pengingat kepada masyarakat agar senantiasa mementingkan nilai-nilai universal kebangsaan di tengah pragmatisme politik terutama menjelang Pilpres.
“Jadi acara ini melibatkan banyak kalangan, terutama kalangan milenial yang merupakan porsi yang cukup besar dari masyarakat kita. Melalui cara-cara inilah bisa terjadi proses mediasi, atau proses pendewasaan kepada masyarakat terutama dalam menyikapi pilihan politik menjelang Pilpres,” tukasnya.(dan)