CILEUNGSI, bogorOnline.com – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang akan digelar secara serentak di 273 desa se-Kabupaten Bogor pada Minggu 3 Nopember 2019, rawan kecurangan. Tahapan pelaksanaan pilkades akan memasuki minggu tenang, dimana tahapan ini merupakan tahapan paling rawan untuk bermain curang.
Bogor Timur Jurnalis (BTJ) yang merupakan wadah berkumpul wartawan yang ada di Bogor Timur (Botim), telah mengendus beberapa kecurangan itu. Mulai dari politik uang, keterlibatan panitia hingga keterlibatan perangkat desa. Bahkan, pemaksaan untuk memilih salahsatu calon menggunakan kelompok preman seperti di Kecamatan Sukamakmur yang kasusnya ditangani Polsek setempat.
Ketua BTJ, Sudadi menyatakan, telah menginstruksikan semua anggota turun ke lapangan melakukan pemantauan pelaksanaan Pilkades di Botim. Pengawasan dilakukan guna mewujudkan Pilkades yang bebas dari kecurangan. Itu sebab, BTJ yang pengukuhan pengurusnya dilakukan oleh Bupati Bogor Ade Yasin beberapa waktu lalu, bertekad untuk ikut serta melakukan pemantauan dalam kerangka menjalankan fungsinya sebagai jurnalis.
“Jika menemukan kecurangan dalam pelaksanaannya, saya minta agar semua anggota BTJ menjadikan bahan pemberitaan. Namun tetap mematuhi kode etik jurnalistik, dengan melakukan konfirmasi dan investigasi lapangan sehingga BTJ tidak keluar dari fungsinya,” kata ketua BTJ Sudadi, Rabu (30/10) di Cileungsi.
Sampai saat ini lanjut Sudadi, pihaknya sudah banyak mendapatkan informasi dugaan kecurangan dalam pelaksanaan tahapan Pilkades. Tetapi informasi itu tidak serta merta diberitakan. “Kita masih melakukan investigasi dan pengumpulan bukti otentik serta konfirmasi ke pihak terkait, sehingga ketika kita expose memenuhi kode etik jurnalistik,” terangnya.
Sementara, Ketua Dewan Pembina BTJ Jani Ginting, SE, MM, menyambut positif langkah BTJ tersebut. Pers menurutnya, harus mengambil peran dalam setiap kegiatan yang ada di masyarakat. “Apalagi yang menyangkut kepentingan umum, pers harus selalu hadir,” tambahnya. (Soeft)
