BOGORONLINE.com, Kota Bogor Wisata alam di Kota Bogor tengah ‘naik daun’ di masa pandemi Covid-19. Kunjungan ke objek wisata tersebut mengalami peningkatan belakangan ini. Potensi inilah yang tengah digarap untuk dimaksimalkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.
“Beberapa sektor kita fokus, tapi memang destinasi alam sedang digarap di akhir tahun ini. Kurang lebih ada tiga lokasi kita munculkan mengikuti tren pasar, karena di masa pandemi ini, ternyata kecenderungan jumlah wisatawan naik ke nuansa-nuansa alam,” kata Kepala Disparbud Kota Bogor, Atep Budiman baru-baru ini.
Sebab, sambung dia, orang-orang kini cenderung mencari wisata alam untuk bersepeda, lari atau sekedar menikmati alam. Sedangkan di dalam ruangan dianggap cenderung lebih beresiko lantaran sirkulasi udara yang terbatas.
Mantan camat Bogor Selatan itu mengakui ada beberapa objek wisata alam yang bisa digarap di Kota Bogor meski tidak terlalu banyak seperti misalnya ‘tetangga sebelah’ Kabupaten Bogor. Di antaranya di Mulyaharja, Bogor Selatan, Katulampa, Bogor Timur dan Babakanpasar, Bogor Tengah.
“Memang yang mau dikonsep wisata alam, plus edukasi pertanian, dan spot foto dengan view gunung Salak misalnya, di Mulyaharja. Kota Bogor masih ada lah, meski nggak sebanyak kabupaten (Bogor) misalnya,” ungkap Atep.
Ia berharap hingga akhir tahun, tiga objek wisata alam itu bisa dimaksimalkan yang kemudian dipromosikan bisa dalam kemasan paket untuk mendatangkan wisatawan. Tidak hanya lokal Bogor, tapi juga luar Bogor.
Meski begitu, Atep mengaku masih punya Pekerjaan Rumah (PR) besar dalam mengembangkan wisata di Kota Bogor. Salah satunya persoalan kemasan atau packaging, sehingga promosi wisata yang kurang maksimal. Padahal, banyak potensi yang tersebar di Kota Bogor.
“Kalau wisata yang lain di Kota Bogor, kita itu masih masalah di packaging promosi wisatanya yang belum maksimal. Masih banyak yang nanya kita punya apa, padahal kan banyak. Kuliner misalnya, nggak hanya di Suryakencana. Beberapa menyebar di Kota Bogor” ujarnya.
Untuk itu, tandas Atep, butuh kesiapan data dan pelaku usaha untuk menerima kunjungan wisatawan bukan hanya lokal tapi juga dari luar Kota Bogor.
“Jadi kita harus betul-betul menjaga kesan dan image, supaya ada repeat order. Artinya, wisatawan itu balik lagi dan nggak sekali saja,” tukasnya. (Hrs)