Parung – Tekad PD. Pasar Tohaga, yang akan menjadikan semua pasar tradisional di Bumi Tegar Beriman, menjadi tempat yang nyaman untuk berbelanja, seperti baru sebatas mimpi. Pasalnya, sejumlah pasar masih terlihat jorok, kendati bangunan fisiknya baru, salah satu contohnya di Pasar Parung, yang berlokasi di Desa Warujaya.
“Bagaimana pembeli mau datang, kalau areal pasarnya dijadikan tempat pembuangan sampah, parahnya lagi sampah-sampah itu menumpuk di halaman pasar, sehingga menimbulkan kesan jorok dan tak terurus,” kata Ibrahim, warga yang tinggal di sekitar Pasar Parung, Selasa (23/08).
Akibatnya, kata Ibrahim, kendati bangunan pasar terbilang baru, namun di lapangan terlihat seperti bangunan tua. “Sampah yang menumpuk di halaman pasar itu menimbulkan bau busuk menyengat hidung, ironisnya pihak pengelola pasar terkesan masa bodoh,” ungkapnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan wilayah Parung Putra Jaya mengatakan, sampah yang berserakan di halaman pasar itu, bukanlah berasal dari pedagang, tapi buangan dari warga yang berasal dari luar Desa Warujaya.
“Kalau untuk sampah dari pedagang, rutin kita angkut setiap dua hari sekali, karena UPT terikat kontrak dengan PD. Pasar Tohaga. Nah sampah yang ada di halaman pasar itu masuk katagori sampah liar,” kilahnya.
Putra membantah, bila pihaknya membiarkan wilayah Parung jadi tempat pembuangan sampah. “Armada yang kita operasikan, untuk sementara ini diprioritaskan mengangkut sampah-sampah berbayar, kami sih inginnya sampah liar yang ada di pinggir jalan, termasuk di areal halaman Pasar Parung diangkut, tapi masalahnya kekuatan armada dan personil UPT terbatas,” ujarnya.
Apalagi wilayah tugasnya UPT Parung itu, kata Putra Jaya mencakup beberapa kecamatan. “Untuk mengangkut sampah berbayar saja, jujur saja, kami sangat kewalahan, karena setiap harinya volume sampah bukannya berkurang, tapi malah meningkat,” pungkasnya. (Iwan/Yusuf)