TENJO – bogorOnline.com
Masyarakat Kecamatan Tenjo dari semua golongan terus berdatangan ke Puskesmas Tenjo, setiap harinya tidak kurang dari 50 orang warga yang datang ke puskesmas tersebut, mereka merupakan pasien penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).
Hal itu disampaikan kepala Puskesmas Tenjo, dr. Hendrayati, menurutnya, pasien yang berdatangan ke Puskesmas Tenjo sudah banyak. Kebanyakan dari mereka yang datang kemari mengeluhkan hal yang sama, yaitu gangguan pernafasan.
“Warga yang terdampak dari berbagai kalangan, yaitu, anak-anak hingga orang dewasa, tapi lebih banyak dari anak-anak yang berusia 6 hinga 7 tahun atau anak usia sekolah,” ungkap Hendrayati kepada bogoronline.com, Senin (9/9/2019).
Yanti menambahkan, meski setiap harinya ada yang terkena Ispa, akan tetapi tidak ada peningkatan jumlah penderita Ispa ini, yang kita khawatir kan adalah penyakit dari seremonia. Namun hingga saat ini penyakit tersebut belum ada.
“Seremonia adalah penyakit ispa akut yang tidak tertangani, tapi penyakit tersebut belum ada. Pihak puskesmas terus malakukan pencegahan melalui sosialisasi. Dari pasien yang berobat ke Puskesmas Tenjo, berasal dari warga Desa Tenjo, Desa Babakan, Desa Singabraja dan Desa Cilaku,” imbuhnya.
Menurut keterangan kepala Desa Babakan Suwardi Wadin, ia mengatakan dampak polusi debu berasal dari pengerjaan jalan yang masih berjalan tahap dasar. Proyek pengerjaan jalan, dilakukan dengan pengecoran di Jl. Raya Manunggal XIX, Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.
“Adanya proyek pengecoran itu kita selalu menghirup debu setiap saat. Bahkan, warga sekitar sudah banyak yang mengeluh dan memprotes ke kantor pemerintah Desa Babakan, tidak hanya warga, debu akibat coran itupun mengganggu siswa yang sedang belajar,” ungkapnya.
Wadin melanjutkan, sekolah SD dan SMP disini pun ikut terganggu proses kegiatan belajarnya, hal itu dikarenakan debu yang masuk ke lingkungan sekolah.
“Debu dari bahan dasar coran jalan bisa membahayakan, karena menggunakan bahan berbahaya, khawatir terkena Ispa. Dari pihak proyek penyedia jasa kontruksi, agar segera melakukan penanganan,” tegasnya.
Sementara itu Plt Kasubag UPT Unit Jasinga Muhamad Rohmat mengatakan debu itu berasal dari bahan dasar pengerjaan coran, bukan dari coran jalan yang sudah jadi.
“Saya sudah membuat laporan ke Pimpinan hingga Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bogor. Kita juga sudah melakukan pengecekan kelokasi, melalui pengamat lapangan dari UPT Jasinga, dan sudah meminta kepada penyedia jasa kontruksi proyek, agar mereka melakukan penyiraman jalan,” pungkas M. Rohmat Plt Kasubag UPT Jasinga. (Mul)