Cibinong, BogorOnline.com – Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajar Rochmat Jatnika merespone aspirasi masyarakatnya terkait rumahnya yang alami kerusakan parah di bagian atapnya, namun tak kunjung memperoleh bantuan dari pemerintah setempat.
Pria yang akrab disapa Kadis Ajat ini mengatakan, secara teknis administrasi jajarannya akan segera melaksanakan pengecekan di sistem, apakah masuk usulan atau tidak mengenai aspirasi yang dilayangkan masyarakat Desa Cilebut Timur pekan lalu tersebut.
“Secara administrasi kita cek di sistem, apakah masuk ke usulan atau tidak,” ujar Kadis Ajat kepada wartawan media ini, Senin (17/7/23).
Ia juga menerangkan, untuk teknis hal tersebut, nanti bidang yang menangani program rumah tidak layak huni (Rutilahu) bakal melakun cek n ricek ke lapangan dengan berkoordinasi pihak Kecamatan setempat maupun pemerintah desa.
“Secara teknis, nanti bidang yang menangani akan cek n ricek ke lapangan, koordinasi dengan kecamatan dan desa,” singkatnya.
Sebelumnya, Nurul Fikri (31) warga kampung Cilebut Lebak, RT 05 RW 04 Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, keluhkan lambatnya bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang diperoleh keluarganya itu.
Pasalnya, kondisi rumah milik orang tuanya itu kini terlihat sangat memprihatinkan lantaran bagian atap atau genteng kediamannya mengalami kebocoran parah saat hujan turun tiba.
Nurul Fikri (31) alias Herul menyatakan, jika dirinya merasa di anak tirikan oleh pemerintah daerah setempat, lantaran bantuan RTLH atau rutilahu yang menjadi program pemerintah pusat, provinsi Jawa Barat hingga ketingkat pemda setempat, dikarenakan tak adanya bantuan untuk perbaikan rumah yang ditempati keluarganya itu.
Ia juga mengaku, jika pihak pemerintah desa setempat pernah mendatangi kediamannya itu untuk melakukan pengecekan dan pemotretan kondisi tempat tinggalnya tersebut pada akhir tahun 2022 lalu.
“Dulu pernah ada orang desa ke rumah saya, sekitar bulan November 2022 lalu untuk melihat kondisi atap rumah saya. Tapi sampai sekarang, bantuan perbaikan rumah bagi orang tua saya ini tak kunjung terealisasi,” ujar Herul kepada wartawan media ini, Kamis (13/7/23) malam.
Ia menerangkan, ketidakmampuan dirinya beserta keluarganya kecilnya itu, dikarenakan pekerjaan sehari-hari yang ia lakoni hanyalah sebagai buruh harian lepas. Dimana juga, bahwa rumah dari kedua orang tuanya itu kini dihuni oleh dirinya bersama satu kakak lelakinya yang juga merupakan pekerja harian lepas dengan penghasilan tak jelas untuk sehari-harinya.