Cibinong – Politisi NasDem, Asep Wahyuwijaya melakukan pendekatan dengan sejumlah partai politik untuk mencegah upaya isu kotak kosong di Pilkada Kabupaten Bogor.
Politisi senior Kabupaten Bogor itu melakukan upaya pembentukan poros baru untuk melawan partai Gerindra di Pilkada Kabupaten Bogor. Poros itu yakni dari partai PKS, NasDem dan Golkar.
“Dasar kesepahaman yang kuat di antara NasDem, PKS dan Golkar adalah memastikan tidak ada kotak kosong pada Pilkada di Kabupaten Bogor. Kenapa? Karena tradisi berdemokrasi yang sehat ini harus tetap kita jaga di Kabupaten Bogor,” ungkap Wakil Ketua DPW NasDem Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya, Rabu (14/8/2024).
Pria yang akrab disapa Kang AW ini menjelaskan, poros baru tersebut nantinya akan melawan koalisi yang dibentuk oleh Partai Gerindra di Pilkada Kabupaten Bogor.
Terlebih, kata dia, partai besutan Prabowo Subianto itu memiliki modal 12 kursi parlemen, cukup untuk ikut dalam Pilkada tanpa melibatkan partai manapun.
Pada poros baru tersebut, lanjut Kang AW, NasDem, PKS, dan Golkar telah menyepakati untuk mengusung Jaro Ade berkontestasi melawan bakal calon bupati dari Partai Gerindra Rudy Susmanto.
Menurutnya, pertimbangan menentukan calon yang akan dimajukan pada poros tersebut sudah dipikirkan secara matang melalui musyawarah dan juga kesepakatan.
“Variabel penentu Jaro Ade, setidaknya oleh NasDem sudah ditelaah cukup dalam. Dari segi otentisitas figur dan perjalanan karir politiknya yang berangkat dari Kades hingga menjadi anggota DPRD di Kabupaten Bogor, menjadi pimpinan komisi hingga menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bogor,” jelas Kang AW.
Dikatakannya, Jaro Ade menjadi salah satu sosok yang memiliki pengalaman. Dia (Jaro Ade) pernah mengikuti ajang Pilkada Kabupaten Bogor pada 2018, sehingga rekam jejak kapasitas dan kompetensi yang terang benderang.
“Karenanya NasDem, PKS dan Golkar pun bersepaham bahwa Jaro Ade memang layak kita usung bersama. Menghadapi agenda pilkada ini, sebagaimana saya sampaikan di hadapan PKS dan Golkar juga, bagi NasDem itu sangat sederhana saja,” tegasnya.
Adapun sosok calon pendamping Jaro Ade belum ditentukan secara final. Hanya saja, pada poros ketiga partai tersebut baru membahas kemungkinan politisi PKS Agus Salim sebagai kandidat.
Di samping itu, Kang AW memastikan bahwa NasDem tidak meminta sepeserpun mahar ataupun biaya administrasi untuk urusan memberikan rekomendasi hingga B1 KWK. Karena, kata dia, NasDem bukan merupakan partai politik pemburu rente.
Menurut dia, NasDem hanya ingin memastikan bahwa figur yang diusung partainya dalam Pilkada memberikan kemaslahatan dan ikhtiar yang terbaik untuk warga Kabupaten Bogor.
“Jadi, kalau ada yang mengklaim bahwa NasDem bisa dibayar atau hanya akan memberikan B1KWK dengan alasan transaksional dan mengabaikan substansi amanah untuk kebaikan untuk warga Kabupaten Bogor, saya pastikan itu hoax,” tandas Kang AW.