PDAM Belum dapat Kepastian Soal Pipa Terdampak Jalur Ganda

Kota Bogor – bogorOnline.com

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor belum mendapakan kepastian terkait dua pipa induk PDAM yang terkena dampak proyek duoble track atau jalur ganda kereta Bogor-Sukabumi. Rencananya, perusahaan pelat merah milik Pemerintah Kota Bogor itu beserta Balai Perkeretaapian Jawa Barat akan menyurvei langsung keberadaan pipa tersebut pekan depan.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim kepada awak media mengemukakan, soal pipa PDAM yang terkena dampak proyek tersebut telah dibahas beberapa waktu lalu dan meminta pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap dampak dari proyek jalur ganda.

“Saat ini kami baru meminta bagaimana pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap dampak dari proyek jalur ganda Bogor-Sukabumi. Pada intinya pemerintah pusat akan melakukan langkah-langkah. Jangan begini ya, karena adanya yang terdampak, proyeknya tidak jadi, karena double track ini proyek startegis nasional,” kata Dedie, Kamis 24 Oktober 2019.

Dedie melanjutkan bahwa ada hal-hal yang terkena dampak proyek tersebut bisa diselesaikan, misalnya dari dana kerohiman. Kemudian seperti gedung SDN Layungsari 2 akan dibangun kembali dibuat dua lantai. Sementara terkait pipa PDAM masih didiskusikan dengan Dirjen Cipta Karya, pemerintah pusat juga Kementerian Perhubungan.

“Jadi akan ada langkah-langkah bersama dengan pemerintah pusat untuk mengatasi dampak pembangunan jalur ganda. Secara teknis baru dihitung serta dalam proses penelitian lebih lanjut,” papar Dedie.

Menurutnya, pipa PDAM ini merupakan masalah krusial bagi Pemerintah Kota Bogor karena menyangkut pelayanan air bersih kepada masyarakat. Oleh karenanya, kata dia, perlu dilakukan langkah-langkah teknis.

“Ini masalah krusial untuk Kota Bogor, karena itu diperlukan langkah-langkah teknis,” tukas Dedie.

Terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Deni Surya Sanjaya mengatakan bahwa pihaknya telah menemui Balai Perkeretaapian Jawa Barat beserta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan jalur ganda kereta Bogor-Sukabumi. Dalam pertemuan itu disampaikan juga desain oleh pihak terkait.

“Desain yang disampaikan hanya menggambarkan potongan-potongan per STA per 200 meter. Sementara kita juga sudah punya desain. Kelihatannya kurang matching. Akhirnya saya menginisiasi untuk melakukan survei bersama dan dijadwalkan hari Kamis depan,” kata Deni ditemui di kantornya.

Lebih lanjut Deni menjelaskan, survei langsung ke lokasi, untuk menunjukkan pipa mana yang nanti akan digeser atau misalnya diperkuat kontruksinya dengan catatan proyek double track terbangun.

“Kita tidak bicara besaran untuk relokasi pipa sekitar Rp90 miliar, itu bisa jadi lebih atau kurang. Karena itu dilihat dahulu mana yang digeser dan dipertahankan karena harus dilihat di lapangan,” tuturnya.

Apabila ada pergeseran pipa, Deni menekankan, harus membagun dahulu pipa di lokasi berbeda, setelah selesai barulah dikoneksikan yang diperkirakan memakan waktu satu hari secara bersamaan. Hal itu dilakukan agar dampak yang terjadi tidak terlalu lama kepada pelanggan PDAM.

“Mereka sepakat. Dan saya sampaikan penekanan juga bahwa PDAM tidak pernah menganggarkan untuk relokasi pipa ini, karena ini bukan proyek kami, dan kami baru tahu akan ada proyek double track. Pemkot juga tak ada anggaranya. Harapan kami ini bisa diakomodir,” ucapnya.

Dua pipa induk sepanjang 1,6 kilometer yang tertanam dari kawasan stasiun Ciomas sampai Dekeng ini untuk menyuplai air baku ke dua Instalasi Pengolahan Air (IPA), yakni Dekeng dan Cipaku. Sehingga, kata Deni, apabila mengalami gangguan dampaknya terhadap 70 persen atau 120 ribu pelanggan. Apalagi pasokan air ini termasuk untuk me-backup ke Istana Bogor.

“Kami jelas khawatir, karena ini menyangkut pelayanan publik yang harus diperhatikan,” ungkapnya.

Deni juga mengaku telah bertemu dengan Dirjen PUPR dan salah satunya yang disampaikan dirinya mengenai adanya pipa PDAM yang terkena dampak proyek jalur ganda kereta Bogor-Sukabumi.

“Pak Dirjen langsung komunikasi dengan Balai Perkeretaapian Jawa Barat, dan ini masih dalam proses pembahasan di tingkat nasional. Intinya PDAM me-support program strategis nasional tapi kami tidak punya persiapan anggaran,” tukasnya. (HRS)
FOTO : ISTIMEWA

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *