Warga Cipicung Tolak Posisi As Bendungan Cibeet

BOGORONLINE.com, CARIU- Proyek pembangunan Bendungan Cibeet di Cariu Kabupaten Bogor, hingga kini masih polemik. Warga sekitar belum bersedia melepas lahannya lantaran kesepakatan dengan pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum belum tuntas.

Warga Kampung Leuwi Anjing, Cipicung, Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat belum menerima kehadiran pembangunan Proyek Strategi Nasional (PSN) berskala nasional itu. Pasalnya, As Bendungan yang berada di kampung mereka ditengarai akan menenggelamkan sebagian lahan pertanian yang merupakan sumber kehidupan warga sekitar. Selain itu, salah satu situs sejarah berupa makam leluhur yang selama ini dikeramatkan akan ikut tenggelam.

“Kami tidak menolak pembangunan bendungan, tapi menolak posisi as bendungan. Kami mohon, bbws jeli melihat situasi berupa dampak yang ditimbulkan pembangunan bendungan ini. Kami berharap, bbws menggeser as bendungan ke hulu,” kata salah satu tokoh masyarakat, Sukarman, Kamis (18/4) di Cariu.

Menurut dia, penolakan posisi As Bendungan telah disampaikan beberapa waktu lalu saat pemasangan spanduk penolakan. Dengan harapan, pihak BBWS melakukan perubahan demi lancarnya proyek tersebut. “Kami akan tetap menolak pembangunan sampai as bendungan digeser ke Hulu,” tegas Abah, sapaan akrab Sukarman.

Sementara, Kepala Desa (Kades) Kutamekar Uteng mengaku, telah kedatangan warga yang memprotes pembangunan bendungan. Kata dia, warga menyampaikan, posisi As Bendungan digeser atau dipindahkan. Karena kalau tidak, makam leluhur yang mempunyai karomah akan hilang.

“Betul, saya telah kedatangan warga yang menyampaikan agar as bendungan dirubah atau digeser. Kalau tidak, warga sepakat akan menolak kehadiran bendungan,” kata Uteng kemarin di Kutamekar.

Lanjut dia, warga yang datang meyakini bahwa, para leluhur yang ada dalam makam itu, statusnya cukup tua. “Warga disini meyakini, makam leluhurnya, cukup tua. Karena tuanya, harus dijaga dan dilestarikan, jangan lantas dihilangkan,” lanjut Uteng sebagaimana keinginan warga.

Sebagai kades tambahnya, tidak dapat menolak keinginan warga. Dirinya diminta untuk meneruskan permasalahan kepada pemerintah melalui BBWS. Karena, menurut warga, kalau As Bendungan tidak digeser ke Hulu, berpotensi menenggelamkan makam leluhur yang dianggap mempunyai karomah. Makanya tidak bisa menghalangi keinginan warga.

“Jadi, warga yang datang bukan menolak proyek bendungan, tapi menolak posisi as bendungan. Karena kalau tidak digeser, berpotensi menenggelamkan makam leluhur warga,” tandasnya.

Sampai berita ini tayang, pihak BBWS belum bisa dikonfirmasi terkait posisi As Bendungan yang diprotes warga.

(Jang/Soeft)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *