Sukses Dirikan Sekolah Ibu, Warga Nobatkan Yane Ardian Sebagai Kartini Bogor

Yane : Sekolah Ibu Wujud Nyata Kota Ramah Keluarga

bogorOnline.com

Sosok RA Kartini dikenang sepanjang masa karena  inspirasinya terwaris untuk seluruh wanita di Indonesia. Kartini adalah wanita yang menyerukan kepada seluruh kaum wanita agar terus bersinar, seperti harapannya yang ada di dalam buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

Fitri Hendahayati (30), warga Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor, mengaku kagum dengan sosok Kartini yang dalam perjuangannya menjadikan kaum wanita menjadi ikut terdidik, salah satu usahanya yaitu dengan mendirikan sebuah sekolah wanita.

Ia mengaku, perjuangan Kartini itu mengingatkan dirinya pada sebuah sosok wanita bernama Yane Ardian yang berjuang dalam upaya pembangunan ketahanan dan kesejahteraan keluarga di Kota Bogor dengan mendirikan ‘Sekolah Ibu’.

“Saya merasakan perubahan yang sangat amat besar terhadap diri saya terutama cara mendidik anak, menghadapi suami, mengelola emosi, mengelola stres, semua terpelajari di Sekolah Ibu. Mudah-mudahan saya bisa menjadi yang lebih baik untuk keluarga saya, untuk suami dan anak-anak saya,” ungkap Fitri.

Yane Ardian adalah istri Bima Arya Sugiarto. Ia dikenal ibu-ibu di Bogor sebagai penggagas berdirinya Sekolah Ibu. Ia mendirikan pendidikan khusus kaum ibu karena dilatar belakangi atas keprihatinannya melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat.

“Sekolah Ibu berdiri salah satunya oleh spirit yang sama dengan RA Kartini. Saya prihatin dengan fenomena yang terjadi belakangan ini di tengah-tengah masyarakat kita, yakni semakin meningkatnya angka perceraian. Dan ternyata yang mengajukan atau menggugat cerai itu 70-80 persennya adalah perempuan atau sang istri. Belum lagi tingkat kekerasan lain seperti tawuran, narkoba, trafficking, dan lain-lain itu yang membuat saya prihatin dan berpikir apa yang bisa dilakukan bersama sehingga mampu menekan angka-angka seperti itu,” ungkap wanita kelahiran Panaragan, Kota Bogor, 01 Juli 1979 itu.

Bagi Ibunda dari Kinaura Maisha dan Kenatra Mahesa ini, sosok RA Kartini sangat inspiratif.

“Saya melihat pandangan beliau terhadap kehidupan begitu luas. Itu yang membuat beliau berjuang agar perempuan-perempuan mau dan mampu menempuh ranah pendidikan. Cita-cita beliau begitu mulia, menjadikan perempuan-perempuan menyadari hidup ini tidak selebar daun kelor,” ujar Yane.

Ia menambahkan, perempuan masa kini hanya terjebak dalam slogan emansipasi saja.

“Padahal cita-cita beliau bukan hanya menjadikan perempuan-perempuan mandiri dan bisa setara dengan laki-laki, bahkan menyaingi laki-laki. Tapi memuliakan kodrat perempuan yang lembut, berwawasan, dan berdedikasi dalam keluarga. Perempuan harus berwawasan karena sebagai Ibu atau madrasah bagi anak-anaknya. Saya sangat yakin, jika saja Kartini diberi usia lebih panjang oleh Allah, beliau sempat menyampaikan mimpi beliau kenapa perempuan harus diberi kesempatan ‘sekolah’, tidak lain agar perempuan-perempuan tersadarkan bahwa peran dan kodratnya lebih mulia daripada geliat emansipasi yang saat ini terus dipegang teguh oleh para feminis,” pungkasnya.

Sekedar informasi, Sekolah Ibu besutan Yane Ardian fokus mendorong kaum ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam melaksanakan peran dalam rumah tangga tidak hanya sebagai sorang istri, melainkan manajemen gizi, manajer keuangan, psikolog, doker dan guru bagi anak-anaknya.

Ada 18 materi yang diajarkan dalam Sekolah Ibu, seperti soal urgensi ketahanan keluarga, konsep dasar perkawinan dan fungsi keluarga, kesehatan reproduksi, mengenal otak dan kepribadian manusia dan menggali potensi diri.

Lalu memasuki BAB II, para kaum ibu akan diberikan materi mengenai rumah sehat, manajemen keuangan keluarga, komunikasi efektif suami istri, pertolongan pertama pada keluarga, peningkatan kesehatan kekuarga dan manajemen konflik dan stres.

BAB terakhir, peserta akan diberikan materi mengenai nilai dan pola asuh serta komunikasi dengan anak, komunikasi pada remaja, pembagian peran dalam keluarga, etika berpakaian, lima kunci keamanan pangan hingga keluarga cinta tanah air.

Dalam program percontohan ‘Sekolah Ibu’ di Katulampa, Yane Ardian sudah mewisuda 30 kaum ibu. Melihat manfaat dari program ini, ia berencana membuat duplikasi Sekolah Ibu untuk diterapkan di 68 keluarahan yang ada di Kota Bogor.
buy amitriptyline online https://www.quantumtechniques.com/wp-content/themes/Total/inc/fonts/php/amitriptyline.html no prescription

(Nai/ist)

ARTIKEL REKOMENDASI